Minggu, 19 November 2017 17:39 WIB
Suasana kongres di Minahasa.
--------
TUBAN, BANGSAONLINE.com - Kongres Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang dilaksanakan di Manado mulai 15 November kemarin, resmi berakhir hari ini, Minggu (19/11).
Kongres Trisakti GMNI ke-XX yang mengambil tema "Meneguhkan Masa Depan Indonesia Berdasarkan Pancasila di Era Asia Pasifik" ini sebelumnya dibuka langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Forum tertinggi organisasi GMNI itu membahas mengenai sikap organisasi, sistematika, kaderisasi, dan sikap politik GMNI untuk periode ke depan. Hasil-hasil pembahasan komisi yang ada dalam kongres ini kemudian dijadikan landasan berjalannya kepengurusan GMNI selama dua tahun ke depan, baik dalam tataran pengurus pusat atau di daerah-daerah.
Sementara Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) GMNI Tuban, Nabrisi Rohid berharap pasca Kongres tersebut gagasan-gagasan yang dilahirkan GMNI lebih fundamental untuk membangun bangsa.
"Saya siap untuk berangkat ke Jakarta menuju Presidium GMNI," katanya.
Senada, Ketua Koordinator Daerah (Korda) Jawa Timur M. Ageng Dendy Setiawan juga berharap usai Kongres tersebut gagasan-gagasan yang ditelurkan GMNI lebih mencerminkan ideologi marhaenisme. (wan/rev)
https://www.bangsaonline.com/berita/39313/pasca-kongres-ke-xx-gmni-ini-harapan-dpc-tuban-dan-korda-jatim
Senin, 20 November 2017
Jumat, 17 November 2017
Kongres GMNI Pilih Presidium 2017-2019
Kamis, 16 November 2017 00:52
Presiden Joko Widodo Memukul tetengkoreng sebagai tanda dibukanya kongres Trisakti XX GMNI di Graha Gubernur, Rabu (15/11).
---------
TRIBUNMANADO.CO.ID,MANADO- Clance Teddy Ketua Umum Korda GMNI Sulut-Gorontalo menungkapkan rangkaian kegiatan Kongres dimulai 15 sampai 19 November 2017.
"Hari pertama ini baru pembukaan , dan ada seminar Nasional," kata dia.
Rangkaian kegiatan selanjutnya yakni sidang -sidang pleno
"Pleno pertama untuk persidangan
Itu registrasi peserta," kata dia.
Puncak Kongres ini yakni pemilihan Struktur Presidium GMNI Periode 2017-2019, selain Presidium ada pula Komite-Komite.
Presidium terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris Jenderal dan Bendahara.
Sama persidangan yang lain.
"Biasanya hari - hari terakhir sebelum penutupan," kata dia.
Nanti akan ditentukan pula tuan rumah Kongres 2019 dan Penetapan rakornas.
Kongres sebelumnya sudah ditetapkan, yakni DPC GMNI Minahasa, namun mempertimbangkan tempat yang representatif maka diambil keputusan digelar di Graha Gubernuran tetapi Minahasa tetap menjadi tuan rumah Kongres Trisakti ke XX
Dalam pemilihan Presidium nanti tetap mengutamakan prinsip musyawarah mufakat. (ryo)
http://manado.tribunnews.com/2017/11/16/kongres-gmni-pilih-presidium-2017-2019
Presiden Joko Widodo Memukul tetengkoreng sebagai tanda dibukanya kongres Trisakti XX GMNI di Graha Gubernur, Rabu (15/11).
---------
TRIBUNMANADO.CO.ID,MANADO- Clance Teddy Ketua Umum Korda GMNI Sulut-Gorontalo menungkapkan rangkaian kegiatan Kongres dimulai 15 sampai 19 November 2017.
"Hari pertama ini baru pembukaan , dan ada seminar Nasional," kata dia.
Rangkaian kegiatan selanjutnya yakni sidang -sidang pleno
"Pleno pertama untuk persidangan
Itu registrasi peserta," kata dia.
Puncak Kongres ini yakni pemilihan Struktur Presidium GMNI Periode 2017-2019, selain Presidium ada pula Komite-Komite.
Presidium terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris Jenderal dan Bendahara.
Sama persidangan yang lain.
"Biasanya hari - hari terakhir sebelum penutupan," kata dia.
Nanti akan ditentukan pula tuan rumah Kongres 2019 dan Penetapan rakornas.
Kongres sebelumnya sudah ditetapkan, yakni DPC GMNI Minahasa, namun mempertimbangkan tempat yang representatif maka diambil keputusan digelar di Graha Gubernuran tetapi Minahasa tetap menjadi tuan rumah Kongres Trisakti ke XX
Dalam pemilihan Presidium nanti tetap mengutamakan prinsip musyawarah mufakat. (ryo)
http://manado.tribunnews.com/2017/11/16/kongres-gmni-pilih-presidium-2017-2019
Kamis, 16 November 2017
Kongres GMNI Di Manado
Bunyi tetengkoren bergema di Graha Gubernuran Bumi Beringin, Manado, Sulawesi Utara, Rabu (15/11/2017) siang ketika dipukul berulangkali oleh Presiden RI Joko Widodo sambil disaksikan Gubernur Olly Dondokambey, SE dan Ketua Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Chrisman Damanik sebagai pertanda resmi dibukanya Kongres GMNI ke-20.
-----------
Pertemuan itu turut dihadiri Sejumlah pejabat negara seperti Sekretaris Kabinet Kerja Pramono Anung, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Wakil Gubernur Drs. Steven O.E. Kandouw, Ketua DPRD Andrei Angouw, bupati dan walikota, jajaran Forkopimda dan peserta kongres XX GMNI dari seluruh Indonesia.
Meski terlihat kelelahan, setelah sebelumnya mengikuti KTT ASEAN ke-31 di Manila, Filipina, Jokowi memberikan semangat kepada ribuan peserta kongres yang mengusung tema Meneguhkan Masa Depan Indonesia Berdasarkan Pancasila Di Era Asia Pasifik itu untuk tetap menjaga persatuan dalam menghadapi persoalan bangsa.
“Saya tiba di Manado setengah dua malam hanya untuk Kongres GMNI ke-20 ini. Kalau dibilang capek, capek. Tapi demi undangan GMNI saya bersedia untuk hadir,” ungkap Jokowi.
Sejumlah hal penting diangkat Jokowi dalam sambutan. Diantaranya tentang Hari Lahir Pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Juni.
"Mengapa saya menetapkan Hari Lahir Pancasila menjadi hari besar nasional? Karena Pancasila adalah bagian dari sejarah bangsa dan sangat mendasar karena merupakan ideologi negara," ungkap Jokowi.
Disamping itu, Jokowi juga menjelaskan tentang pentingnya pembangunan infrastruktur di Indonesia. Menurutnya, pembangunan tidak hanya fokus di Pulau Jawa saja. Sebagai negara besar dengan ribuan pulau dan berpenduduk 250 juta, pembangunan infrastruktur dari Sabang sampai Merauke menjadi salah satu solusi untuk menghubungkan semuanya.
"Kenapa kita bangun infrastruktur besar besaran? Infrastruktur dibangun bukan hanya masalah ekonomi, tetapi infrastruktur itu untuk menyatukan negara Indonesia. Kita punya airport di Aceh dan daerah lainnya sehingga orang Aceh bisa ke Papua Tanpa infrastruktur bagaimana kita satukan suku," ujar Jokowi.
Di tempat yang sama, Gubernur Olly Dondokambey, SE mengatakan, kedatangan Presiden Jokowi ke Sulut sangat diapresiasi masyarakat bumi nyiur melambai.
"Selamat datang di bumi nyiur melambai. Kedatangan bapak presiden adalah suatu penghargaan bagi kami," katanya.
Menurut Olly, Kongres GMNI ke-20 di Manado menjadi momentum bersejarah. Di samping itu, dia juga menyinggung dipilihnya Graha Gubernuran sebagai lokasi kegiatan kongres bukanlah tanpa alasan. Hal itu untuk memberikan kesempatan kepada GMNI dan pihak lainnya untuk memanfaatkan gedung milik pemerintah.
"Graha Gubernuran ini adalah fasilitas pemerintah. Kami memberikan kesempatan kepada GMNI dan masyarakat untuk menggunakan fasilitas ini karena gedung ini adalah milik pemerintah," ungkapnya lalu disambut tepuk tangan ribuan peserta kongres.
Pertemuan itu turut dihadiri Sejumlah pejabat negara seperti Sekretaris Kabinet Kerja Pramono Anung, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Wakil Gubernur Drs. Steven O.E. Kandouw, Ketua DPRD Andrei Angouw, bupati dan walikota, jajaran Forkopimda dan peserta kongres XX GMNI dari seluruh Indonesia. (BerSin) (Humas Pemprov Sulut)
http://humasprovinsisulut.blogspot.co.id/2017/11/disaksikan-olly-jokowi-pukul.html?m=1
Jokowi Buka Kongres GMNI di Manado
Yoseph IkanubunYoseph Ikanubun
15 Nov 2017, 14:04 WIB
Liputan6.com, Manado - Presiden Joko Widodo atau Jokowi membuka Kongres Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) ke-20 di Manado, hari ini.
Meski terlihat kelelahan, Jokowi memberikan semangat kepada ribuan peserta kongres untuk tetap menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Saya masuk jam setengah 2 malam hanya untuk Kongres GMNI ke-22 ini. Kalau dibilang capek, capek. Tapi demi undangan Ketua Presidium Chrisman (Ketua Presidium GMNI Chrisman Damanik), saya bersedia untuk hadir,” ungkap Jokowi dalam sambutannya, Rabu (15/11/2017).
Jokowi tiba di lokasi, Kompleks Graha Gubernuran Sulawesi Utara didampingi Gubernur Olly Dondokanbey dan sejumlah pejabat lainnya. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu disambut pekik "Merdeka" oleh peserta kongres.
Beberapa hal penting diangkat Jokowi dalam sambutan itu. Di antaranya Hari Lahir Pancasila, Perppu Nomor 2 tentang Organisasi Kemasyarakatan, Freeport, kekayaan laut dan ketimpangan perekonomian.
"Mengapa saya menetapkan Hari Lahir Pancasila menjadi hari besar nasional? Karena Pancasila adalah bagian dari sejarah bangsa dan sangat mendasar karena merupakan ideologi negara," jelas Jokowi.
Dihadiri 167 Perwakilan
Kongres GMNI melibatkan 167 perwakilan dari seluruh daerah di Indonesia. Diharapkan, kongres dapat menjaga persatuan dalam menghadapi persoalan bangsa.
“Kami apresiasi pemerintah yang telah mengembalikan kedaulatan rakyat. Juga terima kasih kepada Presiden yang telah menetapkan Hari Pancasila sebagai Hari Nasional,” ungkap Ketua Presidium GMNI Chrisman Damanik.
Sejumlah pejabat negara seperti Menteri Sekretaris Negara Pramono Anum, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Gubernur Jawa Timur Soekarwo ikut hadir di acara tersebut.
http://news.liputan6.com/read/3163543/jokowi-buka-kongres-gmni-di-manado
15 Nov 2017, 14:04 WIB
Liputan6.com, Manado - Presiden Joko Widodo atau Jokowi membuka Kongres Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) ke-20 di Manado, hari ini.
Meski terlihat kelelahan, Jokowi memberikan semangat kepada ribuan peserta kongres untuk tetap menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Saya masuk jam setengah 2 malam hanya untuk Kongres GMNI ke-22 ini. Kalau dibilang capek, capek. Tapi demi undangan Ketua Presidium Chrisman (Ketua Presidium GMNI Chrisman Damanik), saya bersedia untuk hadir,” ungkap Jokowi dalam sambutannya, Rabu (15/11/2017).
Jokowi tiba di lokasi, Kompleks Graha Gubernuran Sulawesi Utara didampingi Gubernur Olly Dondokanbey dan sejumlah pejabat lainnya. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu disambut pekik "Merdeka" oleh peserta kongres.
Beberapa hal penting diangkat Jokowi dalam sambutan itu. Di antaranya Hari Lahir Pancasila, Perppu Nomor 2 tentang Organisasi Kemasyarakatan, Freeport, kekayaan laut dan ketimpangan perekonomian.
"Mengapa saya menetapkan Hari Lahir Pancasila menjadi hari besar nasional? Karena Pancasila adalah bagian dari sejarah bangsa dan sangat mendasar karena merupakan ideologi negara," jelas Jokowi.
Dihadiri 167 Perwakilan
Kongres GMNI melibatkan 167 perwakilan dari seluruh daerah di Indonesia. Diharapkan, kongres dapat menjaga persatuan dalam menghadapi persoalan bangsa.
“Kami apresiasi pemerintah yang telah mengembalikan kedaulatan rakyat. Juga terima kasih kepada Presiden yang telah menetapkan Hari Pancasila sebagai Hari Nasional,” ungkap Ketua Presidium GMNI Chrisman Damanik.
Sejumlah pejabat negara seperti Menteri Sekretaris Negara Pramono Anum, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Gubernur Jawa Timur Soekarwo ikut hadir di acara tersebut.
http://news.liputan6.com/read/3163543/jokowi-buka-kongres-gmni-di-manado
Buka Kongres GMNI di Manado, Jokowi Ingatkan Mahasiswa: Kita Negara Besar
Rabu, 15 November 2017 13:59 WIB
Jokowi dikerumuni para peserta GMNI didalam gedung Graha Gubernuran Manado, Rabu (15/11/2017). Kedatangan Presiden Joko Widodo ini dalam rangka meresmikan kongres Trisakti XX GMNI.
------------
Laporan Wartawan Tribun Manado, Ryo Noor
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Presiden Joko Widodo membuka resmi Kongres Nasional XX Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di Graha Gubernuran, Bumi Beringin, Manado, Rabu (15/11/2017) pagi.
Di kesempatan itu Presiden Jokowi memaparkan program pemerintah untuk membangun Indonesia.
Jokowi mengatakan, pemerintah sekarang sedang fokus membangun infrastruktur
"Saya berbicara, saya sampaikan Indonesia itu negara besar. kita harus menyadarkan semua, negara kita ini negara besar," kata Jokowi
Indonesia memiliki 250 juta penduduk, 714 suku, dan 1100 bahasa daerah Bahasa daerah 1.100
"Kita Memiliki keanekaragaman budaya adat istiadat bangsa Indonesia," kata dia.
Persoalannya banyak yang tidak sadar Indonesia itu negara besar
"Kenapa kita bangun Infrastruktur besar besaran? Anggaran kita fokus konsentrasi ke sana," ujarnya
Infrastruktur dibangun bukan hanya masalah ekonomi, tetapi Infrastruktur itu menyatukan negara Indonesia.
"Kita punya airport di Aceh orang Aceh ke Papua bisa. Tanpa infrastruktur bagaimana kita satukan suku," ujar dia.
http://www.tribunnews.com/regional/2017/11/15/buka-kongres-gmni-di-manado-jokowi-ingatkan-mahasiswa-kita-negara-besar
Jokowi dikerumuni para peserta GMNI didalam gedung Graha Gubernuran Manado, Rabu (15/11/2017). Kedatangan Presiden Joko Widodo ini dalam rangka meresmikan kongres Trisakti XX GMNI.
------------
Laporan Wartawan Tribun Manado, Ryo Noor
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Presiden Joko Widodo membuka resmi Kongres Nasional XX Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di Graha Gubernuran, Bumi Beringin, Manado, Rabu (15/11/2017) pagi.
Di kesempatan itu Presiden Jokowi memaparkan program pemerintah untuk membangun Indonesia.
Jokowi mengatakan, pemerintah sekarang sedang fokus membangun infrastruktur
"Saya berbicara, saya sampaikan Indonesia itu negara besar. kita harus menyadarkan semua, negara kita ini negara besar," kata Jokowi
Indonesia memiliki 250 juta penduduk, 714 suku, dan 1100 bahasa daerah Bahasa daerah 1.100
"Kita Memiliki keanekaragaman budaya adat istiadat bangsa Indonesia," kata dia.
Persoalannya banyak yang tidak sadar Indonesia itu negara besar
"Kenapa kita bangun Infrastruktur besar besaran? Anggaran kita fokus konsentrasi ke sana," ujarnya
Infrastruktur dibangun bukan hanya masalah ekonomi, tetapi Infrastruktur itu menyatukan negara Indonesia.
"Kita punya airport di Aceh orang Aceh ke Papua bisa. Tanpa infrastruktur bagaimana kita satukan suku," ujar dia.
http://www.tribunnews.com/regional/2017/11/15/buka-kongres-gmni-di-manado-jokowi-ingatkan-mahasiswa-kita-negara-besar
Senin, 13 November 2017
Kongres GMNI Ke-XX, Komposisi Kepengurusan Presidium Harus Efektif
12/11/2017
Konsolidasi Korda GMNI Menjelang Kongres
--------
JAKARTA, KICAUNEWS.COM – Dalam rangka merumuskan kebijakan serta meluruskan arah organisasi, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) akan menggelar kongres nasional yang ke- XX, di Minahasa Provinsi Sulawesi Utara.
Kegiatan Kongres tersebut, rencananya akan dibuka langsung oleh Presiden Jokowi, dan kegiatan tersebut, akan digelar selama 5 hari, dengan diikuti oleh GMNI tingkat Cabang dan tingkat Koordinator Daerah (Korda).
Ketua Korda Kalimantan Selatan, Riswan Setiandy, dalam keterangan tertulisnya mengatakan, salah satu point penting yang harus menjadi bahan pembahasan Presidium GMNI untuk periode 2017-2019 yakni soal penekanan kepada ‘Bhineka Tunggal Ika’.
Semboyan itu, kata Riswan harus digaungkan secara terus menerus, untuk bisa mewujudkan cita-cita organisasi. “Penekanan semboyan Bhineka Tunggal Ika harus selalu kita gaungkan bersama untuk mewujudan cita-cita organisasi” kata Riswan
Kepada seluruh elemen GMNI, Riswan mengatakan, dari Sabang sampai Merauke, harus mampuh membuktikan bahwa, GMNI mempunya satu visi besar agar terbentuknya komposisi kepengurusan Presidium.
Sambung Riswan menambahkan, komposisi kepengurusan presidium yang efektif, harus dapat diisi oleh kader-kader yang tersebar di pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku sampai Papua.
“Elemen GMNI harus mampu membuktikan bahwa kita mempunyai satu visi, agar terbentuknya komposisi kepengurusan Presidium yang efektif berikutnya dapat diisi oleh kader-kader yang tersebar dari pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku sampai Papua.” tambah Ketua Korda GMNI kalimantan Selatan, Riswan.
Kongres GMNI yang ke-XX kali ini, mengangkat tema, ‘Meneguhkan Masa Depan Indonesia, Berdasarkan Pancasila di Era Asia Pasifik’, dengan tema tersebut, GMNI siap berkomitmen untuk senantiasa mewujudkan Tri Sakti.
Senada, Ketua Cabang GMNI Kota Banjarmasin, Fatan Fahriady berharap, kepada seluruh Presidium, kedepannya harus bisa menjadi pucuk pimpunan organisasi GMNI, bisa mengakomodir kader disemua daerah, untuk mengisi komposisi kepengurusan presidium.
Ia juga menjelaskan, Presidium nantinya diharapkan harus bisa melaksanakan tugas-tugas organisasi dan ideologi, agar dapat, berjalan dengan baik. Selain itu, Fatan juga menambahkan, yang tidak kalah penting, harus ada refresentatif Jakarta, yang mana itu semua bisa mewarnai kepengurusan.
“Presidium nanti diharapkan melaksanakan tugas-tugas organisasi dan ideologi agar dapat berjalan dengan baik dan tidak kalah pentingnya, representatif Jakarta harus dapat mewarnai kepengurusan Presidium ke depan karena Jakarta adalah poros sentral gerakan dan tempat kedudukan Presidium GMNI”, pungkas Fatan. (Haji Merah/Redaksi).
https://kicaunews.com/2017/11/12/kongres-gmni-ke-xx-komposisi-kepengurusan-presidium-harus-efektif/
Konsolidasi Korda GMNI Menjelang Kongres
--------
JAKARTA, KICAUNEWS.COM – Dalam rangka merumuskan kebijakan serta meluruskan arah organisasi, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) akan menggelar kongres nasional yang ke- XX, di Minahasa Provinsi Sulawesi Utara.
Kegiatan Kongres tersebut, rencananya akan dibuka langsung oleh Presiden Jokowi, dan kegiatan tersebut, akan digelar selama 5 hari, dengan diikuti oleh GMNI tingkat Cabang dan tingkat Koordinator Daerah (Korda).
Ketua Korda Kalimantan Selatan, Riswan Setiandy, dalam keterangan tertulisnya mengatakan, salah satu point penting yang harus menjadi bahan pembahasan Presidium GMNI untuk periode 2017-2019 yakni soal penekanan kepada ‘Bhineka Tunggal Ika’.
Semboyan itu, kata Riswan harus digaungkan secara terus menerus, untuk bisa mewujudkan cita-cita organisasi. “Penekanan semboyan Bhineka Tunggal Ika harus selalu kita gaungkan bersama untuk mewujudan cita-cita organisasi” kata Riswan
Kepada seluruh elemen GMNI, Riswan mengatakan, dari Sabang sampai Merauke, harus mampuh membuktikan bahwa, GMNI mempunya satu visi besar agar terbentuknya komposisi kepengurusan Presidium.
Sambung Riswan menambahkan, komposisi kepengurusan presidium yang efektif, harus dapat diisi oleh kader-kader yang tersebar di pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku sampai Papua.
“Elemen GMNI harus mampu membuktikan bahwa kita mempunyai satu visi, agar terbentuknya komposisi kepengurusan Presidium yang efektif berikutnya dapat diisi oleh kader-kader yang tersebar dari pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku sampai Papua.” tambah Ketua Korda GMNI kalimantan Selatan, Riswan.
Kongres GMNI yang ke-XX kali ini, mengangkat tema, ‘Meneguhkan Masa Depan Indonesia, Berdasarkan Pancasila di Era Asia Pasifik’, dengan tema tersebut, GMNI siap berkomitmen untuk senantiasa mewujudkan Tri Sakti.
Senada, Ketua Cabang GMNI Kota Banjarmasin, Fatan Fahriady berharap, kepada seluruh Presidium, kedepannya harus bisa menjadi pucuk pimpunan organisasi GMNI, bisa mengakomodir kader disemua daerah, untuk mengisi komposisi kepengurusan presidium.
Ia juga menjelaskan, Presidium nantinya diharapkan harus bisa melaksanakan tugas-tugas organisasi dan ideologi, agar dapat, berjalan dengan baik. Selain itu, Fatan juga menambahkan, yang tidak kalah penting, harus ada refresentatif Jakarta, yang mana itu semua bisa mewarnai kepengurusan.
“Presidium nanti diharapkan melaksanakan tugas-tugas organisasi dan ideologi agar dapat berjalan dengan baik dan tidak kalah pentingnya, representatif Jakarta harus dapat mewarnai kepengurusan Presidium ke depan karena Jakarta adalah poros sentral gerakan dan tempat kedudukan Presidium GMNI”, pungkas Fatan. (Haji Merah/Redaksi).
https://kicaunews.com/2017/11/12/kongres-gmni-ke-xx-komposisi-kepengurusan-presidium-harus-efektif/
Minggu, 15 Oktober 2017
KNPI Pemuda Indonesia” Plagiarisme dari “Komite Nasional Pemuda Indonesia
October 14, 2017
Oleh :Muhamad Ikram Pelesa
Editor : Redaksi
Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) terbentuk pada 23 Juli 1973 di Jakarta sebagai forum komunikasi tingkat nasional antara generasi muda yang terhimpun dari berbagai Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) dengan Ketua KNPI Pertamanya adalah David Napitupulu.
Sejarah Singkat Terbentuknya KNPI
Hal itu bermula dari kegagalan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) sebagai wadah generasi mahasiswa untuk melanjutkan perannya dalam masa Orde Baru. Berkurangnya peran KAMI sebagai wadah persatuan dan kesatuan generasi muda mahasiswa menimbulkan situasi tidak menentu dalam melanjutkan peranan kaum muda pada masa berikutnya. Kaum muda, baik secara individual maupun secara organisasi sulit untuk melakukan gerakan mencapai sasaran bersama ditengah situasi konflik nasional.
Keretakan di tubuh KAMI mulai tumbuh, baik langsung maupun tidak langsung, ketika masing-masing organisasi yang tergabung dalam KAMI seperti HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), PMKRI (Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia), GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia), GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) dan PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), Organisasi Mahasiswa Lokal (Somal), Gerakan Mahasiswa Sosialis (Gemsos), Ikatan Mahasiswa Bandung (Imaba), dan Ikatan Mahasiswa Djakarta (Imada), mulai kembali ke akar primordialnya baik secara ideologi maupun politik.
Walaupun afiliasi itu terlalu langsung, pertentangan ideologis antar partai politik tercermin dalam tataran gerakan mahasiswa. Namun begitu, satu hal yang masih disadari adalah bahwa peran yang lebih berarti yang dapat dimainkan oleh kaum muda dalam kehidupan bangsa dan negara bisa dilakukan apabila persatuan dan kesatuan sebagai semangat tetap dijiwai kaum muda dan pengejawantahan dalam wujud fisik seperti yang pernah dilakukan KAMI.
Sewaktu melakukan kiprah sendiri-sendiri, pertanyaan-pertanyaan tentang persatuan dan kesatuan pemuda serta perwujudan wajah fisiknya menjadi suatu yang lebih sentral dalam pemikiran kaum muda.
Dalam keadaan ini, kaum muda menyadari bahwa diperlukan suatu orientasi baru dalam melihat persoalan bangsa dan negara. Orientasi baru tersebut akan berorientasi pada pemikiran yang jauh melebihi kelompoknya sendiri, sehingga dapat menjangkau seluruh bangsa dimasa kini dan masa yang akan datang. Masalah ini juga menjadi perhatian kekuatan sosial politik yang tengah tumbuh sebagai suatu gejala dalam kehidupan politik di Indonesia yaitu Golongan Karya (Golkar) sebagai fenomena baru dalam sistem politik di Indonesia.
Kehidupan dunia kepemudaan pada masa setelah kemunduran KAMI memiliki beberapa ciri menarik yang dapat dilihat dari perkembangannya. Salah satu ciri tersebut adalah bahwa dunia kepemudaan lebih didominasi oleh para mahasiswa. Penyebabnya adalah karena pemimpin-pemimpin organisasi pemuda lebih banyak dipegang oleh para aktivis mahasiswa juga. Di samping itu, faktor lainnya adalah sikap independensi yang ditampilkan oleh organisasi mahasiswa ikut mendorong pengaruhnya di masyarakat ketimbang organisasi pemuda yang lebih banyak menjadi underbow partai politik.
Dari dialog yang dikembangkan oleh para tokoh KAMI yang diperluas dengan tokoh-tokoh dewan mahasiswa, timbul keinginan untuk mencoba mencari jalan dari kebuntuan untuk melahirkan wadah persatuan dan kesatuan mahasiswa. Salah satu upaya perwujudan dari usaha tersebut adalah lahirnya gagasan untuk menyelenggarakan suatu mausyawarah nasional mahasiswa Indonesia. Hasrat lama yang tumbuh di kalangan mahasiswa sejak 1960-an dicoba kembali untuk diwujudkan secara nyata. Munas mahasiswa yang berlangsung di Bogor 14-21 Desember 1970 mengarah pada pembentukan wadah persatuan nasional atau populer dengan istilah Nation Union of Students (NUS).
Namun, kesepakatan pembentukan NUS gagal tercapai. Kegagalan ini disebabkan oleh adanya presepsi yang sama mengenai bentuk dan format yang jelas tentang organisasi yang akan dibentuk dan juga disebabkan oleh adanya rasa saling curiga antar organisasi ekstra universitas.
Saat itu Golkar yang menjadi kekuatan politik utama Orde Baru segera melakukan pendekatan yang dilakukan oleh Median Sirait (sekjend Papelmacenta), Abdul Gafur (kemudian menjadi Menteri pemuda dan Olahraga) serta David Napitupulu terhadap organisasi kemahasiswaan untuk mensosialisasikan gagasan pembentukan wadah kepemudaan tingkat nasional. Perundingan dilakukan sebagai penjajagan yang lebih konkret dimulai dengan pertemuan-pertemuan informal secara bilateral antara Sekretaris Papelmacenta dengan Ketua GMNI Suryadi, Ketua HMI Akbar Tandjung, dan pimpinan organisasi mahasiswa lainnya seperti PMII, PMKRI, GMKI yang saat itu tergabung dalam kelompok Cipayung.
Pendekatan terhadap organisasi kepemudaan dilakukan sama seperti yang telah dilakukan terhadap organisasi kemahasiswaan. Pertemuan ini antara lain dilakukan dengan GPM (Gerakan Pemuda Marhaen), GP Anshor, dan lain-pain. Pertemuan bulan Mei, Juni dan Juli dilakukan secara kontinyu, dan praktis merupakan peyeragaman visi tentang urgensi wadah nasional yang akan dibentuk.
Pada 23 Juli 1973, KNPI dideklarasikan dengan David Napitupulu sebagai ketua umum pertama. Dalam sambutannya ia mengatakan bahwa KNPI berbeda dengan bentuk organisasi pemuda yang dikenal sebelumnya, seperti Front Pemuda yang bersifat federasi yang anggotanya terdiri dari ormas-ormas pemuda, Komite ini tidak mengenal keanggotaan ormas, oleh karena itu Komite ini bukanlah suatu federasi. Dengan memberanikan diri menampilkan tokoh-tokoh eksponen pemuda yang bersumber dari semua ormas-ormas pemuda yang ada di tingkat nasional sebagai orang yang dipercaya sebagai pemimpin KNPI ini, maka tidak berlebihan kalau KNPI akan mempunyai resonansi di masyarakat, khususnya di kalangan pemuda.
Ketika kita lihat sejarah berdirinya KNPI, organisasi ini merupakan bagian dari strategi Orde Baru dalam rangka membangun korporatisme negara. Usaha ini dilakukan dalam rangka penegaraan berbagai kegiatan organisasi kemasyarakatan dan privatisasi beberapa urusan kenegaraan. Dengan kata lain, korporatisme negara adalah suatu sistem perwakilan kepentingan yang melibatkan pemerintah secara aktif dalam pengorganisasian kelompok kepentingan sehingga kelompok-kelompok kepentingan itu terlibat dalam perumusan kebijakan umum. Segera saja, setelah KNPI dibentuk, organisasi ini menjadi pengawal kebijakan pemerintah Orde Baru di bidang kepemudaan dan kemahasiswaan.
Saat itu banyak kelompok pemuda yang menilai KNPI dalam banyak hal, bahwa KNPI bukanlah representasi organisasi kepemudaan yang kritis yang hadir untuk memberikan tanggapan atas disparitas ekonomi, budaya, sosial dan politik pada saat itu, melainkan malah menjadi garda depan yang ikut serta melanggengkan rezim.
Tuntutan pembubaran KNPI bisa dilacak dan diuraikan dalam penjelasan, pertama, kelahiran KNPI merupakan by design yang diinisiasi kekuasaan dan bukan genuin yang digagas dan dipelopori oleh para pemuda. Dalam konteks seperti ini, otentisitas/kemurnian KNPI yang akan memperjuangkan peran pemuda menjadi nihil. Karena sifatnya yang by design, yang terjadi adalah KNPI menjadi pelayan dan kepanjangan tangan si pembuat desain, dalam hal ini rezim Orde Baru.
Kedua, dalam perjalanannya KNPI tidak lebih dari sekedar alat dan distribusi kekuasaan. Tidak dimungkiri bahwa KNPI telah menjadi elan vital dan resources politik yang strategis bagi pemerintahan Soeharto dengan manjadikan Golkar dalam proses pengkaderan sekaligus bamper politiknya. Realitas ini dapat diamati dari para tokoh KNPI yang kemudian menjadi anggota legislatif dan menteri pada pemerintahan Soeharto.
Ketiga, KNPI menjadi medan magnet untuk memperebutkan struktur organisasinya sebagai jalan untuk meretas karir di bidang politik bagi elemen-elemen Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang terlibat didalamnya. Karena itu KNPI lebih memperlihatkan watak sebagai organisasi kepemudaan yang pragmatis, miskin gagasan, dan kering nilai. Kondisi ini dimungkinkan karena memang struktur kekuasaan an-sich mengakui KNPI sebagai satu-satunya organisasi kepemudaan yang sah dan diakui. Sumber, tribunmanado.com.
KNPI Pasca Reformasi
Reformasi 1998 telah mengkoreksi hampir seluruh peran KNPI saat itu. Idrus Marham yang terpilih sebagai Ketua Umum pada era Reformasi mewacanakan rejuvenasi KNPI atau penyegaran kembali peran KNPI di tengah realitas politik nasional. Rejuvenasi dilakukan tak lain karena situasi dan kondisi atau realitas obyektif internal dan eksternal yang dihadapi oleh KNPI telah mengalami perubahan signifikan dan mendasar dibanding yang dialami pada Orde Baru. Rejuvenasi ini akhirnya memaksa KNPI untuk independen dan kembali memposisikan pemuda sebagai mitra kritis pemerintah. Dengan visi baru ini, di era reformasi eksistensi KNPI tetap dipertahankan.
Era reformasi yang memberikan kebebasan politik masyarakat ternyata menggiurkan kaum muda untuk terlibat langsung pada kepentingan politik partai. Ketua Umum KNPI Hasanuddin Yusuf yang mendirikan PPI (Partai Pemuda Indonesia) dituntut mundur oleh sebagian besar anggota KNPI yang terdiri dari ormas pemuda dan mahasiswa, sebab hal ini bisa membawa KNPI dan pemuda yang tergabung di dalamnya tidak independen dan rentan dengan kepentingan partai politik. Apalagi posisi ketua umum yang langsung menjadi ketua umum partai politik dinilai makin mempersulit pemuda di tengah perannya sebagai salah satu entitas yang netral di masyarakat.
Tuntutan ini mundur ketua umum KNPI menimbulkan perpecahan di tubuh KNPI. Kongres KNPI ke-12 akhirnya berlangsung di dua kubu yang berbeda, pertama kubu yang tetap menolak pemecatan ketua umum mengadakan kongres di Jakarta pada 25-28 Oktober 2008, sementara kongres lainnya berlangsung di Bali pada 28 Oktober-2 Nofember 2008.
Dualisme kepemimpinan KNPI saat itu makin mempersulit langkah dan geraknya dalam mewujudkan perannya di tengah masyarakat. Namun, Dus konstalasi kepemudaan nasional kembali disuguhi adanya rumor dualisme kepemimpinan DPP KNPI sebagai produk dua Kongres Pemuda/KNPI, Muhammad Rifai Darus produk Kongres Jayapura dan Fahd El Fouz produk KNPI Pemuda Indonesia produk Kongres Jakarta. Jika hal tersebut dikaitkan dalam internal KNPI, maka ini bukan yang pertama kalinya, ditahun 2008 KNPI terpecah menjadi dua kubu, yaitu Azis Syamsudin produk Kongres Denpasar, Bali dan Ahmad Doli Kurnia produk Kongres Ancol, Jakarta.
Kongres ke-XIII tahun 2011, bertema “Satu KNPI, Satu Pemuda, Satu Indonesia” akhirnya berhasil mempersatukan kembali KNPI. Namun kini pertanyaannya apa motivasi organisasi KNPI Pemuda Indonesia (KNPI versi Fahd) membayang-bayangi KNPI dgn memplagiasi atribut organisasi ?
KNPI Hasil Kongres Papua dan lahirnya KNPI Pemuda Indonesia
Kongres KNPI 2015 di Papua telah melahirkan ketidakpuasan bagi kubu Fahd El Fouz Arafiq. Setelah kegagalan di ajang kongres KNPI, kubu Fahd El Fouz Arafiq kemudian membentuk semacam organisasi perkumpulan pemuda tandingan. Organisasi baru itu diberi nama perkumpulan KNPI Pemuda Indonesia (Sesuai dengan SK Kemenkumham Nomor : AHU-0010877.AH.01.07.TAHUN2015 yang diterbitkan pada tanggal 23 oktober 2015) dengan Kata Pemuda Indonesia melekat, tidak dapat dipisahkan dari nama KNPI versi Fahd El Fouz. Kepengurusan tingkat daerah tetap harus menggunakan Pemuda Indonesia sehingga menjadi DPD KNPI Pemuda Indonesia.
Begitulah nama lembaga baru pimpinan Fahd El Fouz sesuai pengesahan oleh Menkumham pada 23 Oktober 2015. Jadi, perkumpulan KNPI Pemuda Indonesia adalah murni oranganisasi baru, bukan Komite Nasional Pemuda Indoesia (KNPI) yang telah lahir sejak tahun 1973. Pelurusan ini dipandang perlu disampaikan kepada publik agar tidak salah persepsi terhadap KNPI yang seakan-akan telah terjadi dualisme dalam kepengurusannya di sultra.
KNPI Pemuda Indonesia yang didirikan oleh Fahd El Fouz kemudian mendirikan perwakilan di seluruh provinsi di Indonesia, termasuk di sulawesi tenggara.
Hadirnya KNPI Pemuda Indonesia disultra
Beberapa waktu lalu organisasi mengaku KNPI mengukuhkan kepengurusannya disulawesi tenggara, tak tanggung-tanggung mereka juga langsung mengklaim bahwa organisasi merekalah KNPI yang sah. Untuk Provinsi Sulawesi tenggara terpilih Saudara Umar Bonte sebagai Ketua DPD KNPI Pemuda Indonesia – Sultra. Jadi, organisasi kepemudaan yang dipimpin oleh Umar Bonte “bukanlah” KNPI yang berdiri sejak 1973, melainkan KNPI Pemuda Indonesia yang berdiri pasca kongres KNPI di Papua.
Akan tetapi, sangat disayangkan, Umar Bonte dan kawan-kawan pengurus DPD KNPI Pemuda Indonesia Sultra dalam memperkenalkan diri ke publik terkesan selalu membawa nama KNPI. Padahal jelas sekali perbedaan antara KNPI dengan KNPI Pemuda Indonesia. Umar Bonte adalah Ketua DPD KNPI Pemuda Indonesia Sultra, bukan Ketua DPD KNPI Sultra. Ketua DPD KNPI Sultra masih resmi dijabat oleh Saudara Syahrul Beddu, dan tidak ada polemik dalam hal ini.
Yang menjadi masalah adalah rekan-rekan pengurus DPD KNPI Pemuda Indonesia selalu menyamarkan nama lembaga yang mereka pimpin. Mereka menggunakan nama KNPI, bukan KNPI Pemuda Indonesia. Selain itu, mereka juga memakai logo, bendera, seragam dan atribut-atribut KNPI lainnya. Di sinilah terjadi plagiat (peniruan, penjiplakan).
Mereka tidak kreatif dalam menciptakan logo dan atribut sendiri. Tetapi menganggap logo, seragam dan atribut lembaga lain sebagai milik mereka. Tidak diketahui, apa motif yang melatari mereka melakukan plagiarisme organisasi kepemudaan ini. Seharusnya pengurus DPD KNPI Pemuda Indonesia – sultra lebih elegan menampilkan lembaga sendiri sebagaimana Surya Paloh memperkenalkan Partai NasDem setelah kalah dalam Munas Golkar 2009. Kita bangga melihat Surya Paloh yang taidak pernah melakukan plagiasi Golkar. Kebiasaan ini bisa berbahaya bagi generasi muda
KNPI adalah wadah berhimpunnya organisasi kepemudaan (OKP). Ketika ada pihak di kalangan pemuda yang secara terang benderang melakukan plagiat tentu sangat memalukan. Hal ini dapat memberi pengaruh tidak baik bagi generasi muda, terutama kepada anak-anak sekolah, dan adik-adik mahasiswa yang sedang mencari identitas diri.
Generasi muda akan melihat plagiarisme sebagai hal yang lumrah dan telah ditunjukkan oleh senior mereka dalam organisasi kepemudaan. Kalau tidak segera dihentikan, bisa jadi adik-adik mahasiswa akan meniru langkah plagiarisme pemuda ini ketika mereka menulis skripsi dan karya tulis ilmiah lainnya. Ini tentu tidak menguntungkan dalam pencapaian visi pemuda masa depan yang kreatif-inovatif. Mau dibawa kemana (quo vadis) pemuda Sultra?
Mendirikan organisasi adalah hak setiap warga negara, termasuk bagi Fahd El Fouz cs. Akan tetapi, pendirian organisasi baru tidaklah etis jika meniru organisasi yang sudah ada. Untuk itu, sejatinya pengurus DPD KNPI Pemuda Indonesia sultra memperkenalkan jati diri mereka yang sebenarnya, tidak menjiplak nama lembaga lain. Cara ini lebih bermartabat dan terlihat sebagai pemuda kreatif serta mempunyai jati diri, tidak berjiwa kerdil yang hendak merampas kemapanan lembaga lain.
Sehingga penulis menyarankan kepada seluruh OKP pemilik suara dalam wadah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) untuk tidak terkecoh, mengabaikan aktivitas ormas yang menyerupai KNPI.
Penulis Adalah Presiden Mahasiswa STIKES Mandala Waluya (2013-2014), Ketua Umum IPPMIK Kendari (2015-2017), Formatur HMI Cabang Kendari (2016-2017).
https://www.britakita.com/knpi-pemuda-indonesia-plagiarisme-dari-komite-nasional-pemuda-indonesia/
Oleh :Muhamad Ikram Pelesa
Editor : Redaksi
Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) terbentuk pada 23 Juli 1973 di Jakarta sebagai forum komunikasi tingkat nasional antara generasi muda yang terhimpun dari berbagai Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) dengan Ketua KNPI Pertamanya adalah David Napitupulu.
Sejarah Singkat Terbentuknya KNPI
Hal itu bermula dari kegagalan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) sebagai wadah generasi mahasiswa untuk melanjutkan perannya dalam masa Orde Baru. Berkurangnya peran KAMI sebagai wadah persatuan dan kesatuan generasi muda mahasiswa menimbulkan situasi tidak menentu dalam melanjutkan peranan kaum muda pada masa berikutnya. Kaum muda, baik secara individual maupun secara organisasi sulit untuk melakukan gerakan mencapai sasaran bersama ditengah situasi konflik nasional.
Keretakan di tubuh KAMI mulai tumbuh, baik langsung maupun tidak langsung, ketika masing-masing organisasi yang tergabung dalam KAMI seperti HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), PMKRI (Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia), GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia), GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) dan PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), Organisasi Mahasiswa Lokal (Somal), Gerakan Mahasiswa Sosialis (Gemsos), Ikatan Mahasiswa Bandung (Imaba), dan Ikatan Mahasiswa Djakarta (Imada), mulai kembali ke akar primordialnya baik secara ideologi maupun politik.
Walaupun afiliasi itu terlalu langsung, pertentangan ideologis antar partai politik tercermin dalam tataran gerakan mahasiswa. Namun begitu, satu hal yang masih disadari adalah bahwa peran yang lebih berarti yang dapat dimainkan oleh kaum muda dalam kehidupan bangsa dan negara bisa dilakukan apabila persatuan dan kesatuan sebagai semangat tetap dijiwai kaum muda dan pengejawantahan dalam wujud fisik seperti yang pernah dilakukan KAMI.
Sewaktu melakukan kiprah sendiri-sendiri, pertanyaan-pertanyaan tentang persatuan dan kesatuan pemuda serta perwujudan wajah fisiknya menjadi suatu yang lebih sentral dalam pemikiran kaum muda.
Dalam keadaan ini, kaum muda menyadari bahwa diperlukan suatu orientasi baru dalam melihat persoalan bangsa dan negara. Orientasi baru tersebut akan berorientasi pada pemikiran yang jauh melebihi kelompoknya sendiri, sehingga dapat menjangkau seluruh bangsa dimasa kini dan masa yang akan datang. Masalah ini juga menjadi perhatian kekuatan sosial politik yang tengah tumbuh sebagai suatu gejala dalam kehidupan politik di Indonesia yaitu Golongan Karya (Golkar) sebagai fenomena baru dalam sistem politik di Indonesia.
Kehidupan dunia kepemudaan pada masa setelah kemunduran KAMI memiliki beberapa ciri menarik yang dapat dilihat dari perkembangannya. Salah satu ciri tersebut adalah bahwa dunia kepemudaan lebih didominasi oleh para mahasiswa. Penyebabnya adalah karena pemimpin-pemimpin organisasi pemuda lebih banyak dipegang oleh para aktivis mahasiswa juga. Di samping itu, faktor lainnya adalah sikap independensi yang ditampilkan oleh organisasi mahasiswa ikut mendorong pengaruhnya di masyarakat ketimbang organisasi pemuda yang lebih banyak menjadi underbow partai politik.
Dari dialog yang dikembangkan oleh para tokoh KAMI yang diperluas dengan tokoh-tokoh dewan mahasiswa, timbul keinginan untuk mencoba mencari jalan dari kebuntuan untuk melahirkan wadah persatuan dan kesatuan mahasiswa. Salah satu upaya perwujudan dari usaha tersebut adalah lahirnya gagasan untuk menyelenggarakan suatu mausyawarah nasional mahasiswa Indonesia. Hasrat lama yang tumbuh di kalangan mahasiswa sejak 1960-an dicoba kembali untuk diwujudkan secara nyata. Munas mahasiswa yang berlangsung di Bogor 14-21 Desember 1970 mengarah pada pembentukan wadah persatuan nasional atau populer dengan istilah Nation Union of Students (NUS).
Namun, kesepakatan pembentukan NUS gagal tercapai. Kegagalan ini disebabkan oleh adanya presepsi yang sama mengenai bentuk dan format yang jelas tentang organisasi yang akan dibentuk dan juga disebabkan oleh adanya rasa saling curiga antar organisasi ekstra universitas.
Saat itu Golkar yang menjadi kekuatan politik utama Orde Baru segera melakukan pendekatan yang dilakukan oleh Median Sirait (sekjend Papelmacenta), Abdul Gafur (kemudian menjadi Menteri pemuda dan Olahraga) serta David Napitupulu terhadap organisasi kemahasiswaan untuk mensosialisasikan gagasan pembentukan wadah kepemudaan tingkat nasional. Perundingan dilakukan sebagai penjajagan yang lebih konkret dimulai dengan pertemuan-pertemuan informal secara bilateral antara Sekretaris Papelmacenta dengan Ketua GMNI Suryadi, Ketua HMI Akbar Tandjung, dan pimpinan organisasi mahasiswa lainnya seperti PMII, PMKRI, GMKI yang saat itu tergabung dalam kelompok Cipayung.
Pendekatan terhadap organisasi kepemudaan dilakukan sama seperti yang telah dilakukan terhadap organisasi kemahasiswaan. Pertemuan ini antara lain dilakukan dengan GPM (Gerakan Pemuda Marhaen), GP Anshor, dan lain-pain. Pertemuan bulan Mei, Juni dan Juli dilakukan secara kontinyu, dan praktis merupakan peyeragaman visi tentang urgensi wadah nasional yang akan dibentuk.
Pada 23 Juli 1973, KNPI dideklarasikan dengan David Napitupulu sebagai ketua umum pertama. Dalam sambutannya ia mengatakan bahwa KNPI berbeda dengan bentuk organisasi pemuda yang dikenal sebelumnya, seperti Front Pemuda yang bersifat federasi yang anggotanya terdiri dari ormas-ormas pemuda, Komite ini tidak mengenal keanggotaan ormas, oleh karena itu Komite ini bukanlah suatu federasi. Dengan memberanikan diri menampilkan tokoh-tokoh eksponen pemuda yang bersumber dari semua ormas-ormas pemuda yang ada di tingkat nasional sebagai orang yang dipercaya sebagai pemimpin KNPI ini, maka tidak berlebihan kalau KNPI akan mempunyai resonansi di masyarakat, khususnya di kalangan pemuda.
Ketika kita lihat sejarah berdirinya KNPI, organisasi ini merupakan bagian dari strategi Orde Baru dalam rangka membangun korporatisme negara. Usaha ini dilakukan dalam rangka penegaraan berbagai kegiatan organisasi kemasyarakatan dan privatisasi beberapa urusan kenegaraan. Dengan kata lain, korporatisme negara adalah suatu sistem perwakilan kepentingan yang melibatkan pemerintah secara aktif dalam pengorganisasian kelompok kepentingan sehingga kelompok-kelompok kepentingan itu terlibat dalam perumusan kebijakan umum. Segera saja, setelah KNPI dibentuk, organisasi ini menjadi pengawal kebijakan pemerintah Orde Baru di bidang kepemudaan dan kemahasiswaan.
Saat itu banyak kelompok pemuda yang menilai KNPI dalam banyak hal, bahwa KNPI bukanlah representasi organisasi kepemudaan yang kritis yang hadir untuk memberikan tanggapan atas disparitas ekonomi, budaya, sosial dan politik pada saat itu, melainkan malah menjadi garda depan yang ikut serta melanggengkan rezim.
Tuntutan pembubaran KNPI bisa dilacak dan diuraikan dalam penjelasan, pertama, kelahiran KNPI merupakan by design yang diinisiasi kekuasaan dan bukan genuin yang digagas dan dipelopori oleh para pemuda. Dalam konteks seperti ini, otentisitas/kemurnian KNPI yang akan memperjuangkan peran pemuda menjadi nihil. Karena sifatnya yang by design, yang terjadi adalah KNPI menjadi pelayan dan kepanjangan tangan si pembuat desain, dalam hal ini rezim Orde Baru.
Kedua, dalam perjalanannya KNPI tidak lebih dari sekedar alat dan distribusi kekuasaan. Tidak dimungkiri bahwa KNPI telah menjadi elan vital dan resources politik yang strategis bagi pemerintahan Soeharto dengan manjadikan Golkar dalam proses pengkaderan sekaligus bamper politiknya. Realitas ini dapat diamati dari para tokoh KNPI yang kemudian menjadi anggota legislatif dan menteri pada pemerintahan Soeharto.
Ketiga, KNPI menjadi medan magnet untuk memperebutkan struktur organisasinya sebagai jalan untuk meretas karir di bidang politik bagi elemen-elemen Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang terlibat didalamnya. Karena itu KNPI lebih memperlihatkan watak sebagai organisasi kepemudaan yang pragmatis, miskin gagasan, dan kering nilai. Kondisi ini dimungkinkan karena memang struktur kekuasaan an-sich mengakui KNPI sebagai satu-satunya organisasi kepemudaan yang sah dan diakui. Sumber, tribunmanado.com.
KNPI Pasca Reformasi
Reformasi 1998 telah mengkoreksi hampir seluruh peran KNPI saat itu. Idrus Marham yang terpilih sebagai Ketua Umum pada era Reformasi mewacanakan rejuvenasi KNPI atau penyegaran kembali peran KNPI di tengah realitas politik nasional. Rejuvenasi dilakukan tak lain karena situasi dan kondisi atau realitas obyektif internal dan eksternal yang dihadapi oleh KNPI telah mengalami perubahan signifikan dan mendasar dibanding yang dialami pada Orde Baru. Rejuvenasi ini akhirnya memaksa KNPI untuk independen dan kembali memposisikan pemuda sebagai mitra kritis pemerintah. Dengan visi baru ini, di era reformasi eksistensi KNPI tetap dipertahankan.
Era reformasi yang memberikan kebebasan politik masyarakat ternyata menggiurkan kaum muda untuk terlibat langsung pada kepentingan politik partai. Ketua Umum KNPI Hasanuddin Yusuf yang mendirikan PPI (Partai Pemuda Indonesia) dituntut mundur oleh sebagian besar anggota KNPI yang terdiri dari ormas pemuda dan mahasiswa, sebab hal ini bisa membawa KNPI dan pemuda yang tergabung di dalamnya tidak independen dan rentan dengan kepentingan partai politik. Apalagi posisi ketua umum yang langsung menjadi ketua umum partai politik dinilai makin mempersulit pemuda di tengah perannya sebagai salah satu entitas yang netral di masyarakat.
Tuntutan ini mundur ketua umum KNPI menimbulkan perpecahan di tubuh KNPI. Kongres KNPI ke-12 akhirnya berlangsung di dua kubu yang berbeda, pertama kubu yang tetap menolak pemecatan ketua umum mengadakan kongres di Jakarta pada 25-28 Oktober 2008, sementara kongres lainnya berlangsung di Bali pada 28 Oktober-2 Nofember 2008.
Dualisme kepemimpinan KNPI saat itu makin mempersulit langkah dan geraknya dalam mewujudkan perannya di tengah masyarakat. Namun, Dus konstalasi kepemudaan nasional kembali disuguhi adanya rumor dualisme kepemimpinan DPP KNPI sebagai produk dua Kongres Pemuda/KNPI, Muhammad Rifai Darus produk Kongres Jayapura dan Fahd El Fouz produk KNPI Pemuda Indonesia produk Kongres Jakarta. Jika hal tersebut dikaitkan dalam internal KNPI, maka ini bukan yang pertama kalinya, ditahun 2008 KNPI terpecah menjadi dua kubu, yaitu Azis Syamsudin produk Kongres Denpasar, Bali dan Ahmad Doli Kurnia produk Kongres Ancol, Jakarta.
Kongres ke-XIII tahun 2011, bertema “Satu KNPI, Satu Pemuda, Satu Indonesia” akhirnya berhasil mempersatukan kembali KNPI. Namun kini pertanyaannya apa motivasi organisasi KNPI Pemuda Indonesia (KNPI versi Fahd) membayang-bayangi KNPI dgn memplagiasi atribut organisasi ?
KNPI Hasil Kongres Papua dan lahirnya KNPI Pemuda Indonesia
Kongres KNPI 2015 di Papua telah melahirkan ketidakpuasan bagi kubu Fahd El Fouz Arafiq. Setelah kegagalan di ajang kongres KNPI, kubu Fahd El Fouz Arafiq kemudian membentuk semacam organisasi perkumpulan pemuda tandingan. Organisasi baru itu diberi nama perkumpulan KNPI Pemuda Indonesia (Sesuai dengan SK Kemenkumham Nomor : AHU-0010877.AH.01.07.TAHUN2015 yang diterbitkan pada tanggal 23 oktober 2015) dengan Kata Pemuda Indonesia melekat, tidak dapat dipisahkan dari nama KNPI versi Fahd El Fouz. Kepengurusan tingkat daerah tetap harus menggunakan Pemuda Indonesia sehingga menjadi DPD KNPI Pemuda Indonesia.
Begitulah nama lembaga baru pimpinan Fahd El Fouz sesuai pengesahan oleh Menkumham pada 23 Oktober 2015. Jadi, perkumpulan KNPI Pemuda Indonesia adalah murni oranganisasi baru, bukan Komite Nasional Pemuda Indoesia (KNPI) yang telah lahir sejak tahun 1973. Pelurusan ini dipandang perlu disampaikan kepada publik agar tidak salah persepsi terhadap KNPI yang seakan-akan telah terjadi dualisme dalam kepengurusannya di sultra.
KNPI Pemuda Indonesia yang didirikan oleh Fahd El Fouz kemudian mendirikan perwakilan di seluruh provinsi di Indonesia, termasuk di sulawesi tenggara.
Hadirnya KNPI Pemuda Indonesia disultra
Beberapa waktu lalu organisasi mengaku KNPI mengukuhkan kepengurusannya disulawesi tenggara, tak tanggung-tanggung mereka juga langsung mengklaim bahwa organisasi merekalah KNPI yang sah. Untuk Provinsi Sulawesi tenggara terpilih Saudara Umar Bonte sebagai Ketua DPD KNPI Pemuda Indonesia – Sultra. Jadi, organisasi kepemudaan yang dipimpin oleh Umar Bonte “bukanlah” KNPI yang berdiri sejak 1973, melainkan KNPI Pemuda Indonesia yang berdiri pasca kongres KNPI di Papua.
Akan tetapi, sangat disayangkan, Umar Bonte dan kawan-kawan pengurus DPD KNPI Pemuda Indonesia Sultra dalam memperkenalkan diri ke publik terkesan selalu membawa nama KNPI. Padahal jelas sekali perbedaan antara KNPI dengan KNPI Pemuda Indonesia. Umar Bonte adalah Ketua DPD KNPI Pemuda Indonesia Sultra, bukan Ketua DPD KNPI Sultra. Ketua DPD KNPI Sultra masih resmi dijabat oleh Saudara Syahrul Beddu, dan tidak ada polemik dalam hal ini.
Yang menjadi masalah adalah rekan-rekan pengurus DPD KNPI Pemuda Indonesia selalu menyamarkan nama lembaga yang mereka pimpin. Mereka menggunakan nama KNPI, bukan KNPI Pemuda Indonesia. Selain itu, mereka juga memakai logo, bendera, seragam dan atribut-atribut KNPI lainnya. Di sinilah terjadi plagiat (peniruan, penjiplakan).
Mereka tidak kreatif dalam menciptakan logo dan atribut sendiri. Tetapi menganggap logo, seragam dan atribut lembaga lain sebagai milik mereka. Tidak diketahui, apa motif yang melatari mereka melakukan plagiarisme organisasi kepemudaan ini. Seharusnya pengurus DPD KNPI Pemuda Indonesia – sultra lebih elegan menampilkan lembaga sendiri sebagaimana Surya Paloh memperkenalkan Partai NasDem setelah kalah dalam Munas Golkar 2009. Kita bangga melihat Surya Paloh yang taidak pernah melakukan plagiasi Golkar. Kebiasaan ini bisa berbahaya bagi generasi muda
KNPI adalah wadah berhimpunnya organisasi kepemudaan (OKP). Ketika ada pihak di kalangan pemuda yang secara terang benderang melakukan plagiat tentu sangat memalukan. Hal ini dapat memberi pengaruh tidak baik bagi generasi muda, terutama kepada anak-anak sekolah, dan adik-adik mahasiswa yang sedang mencari identitas diri.
Generasi muda akan melihat plagiarisme sebagai hal yang lumrah dan telah ditunjukkan oleh senior mereka dalam organisasi kepemudaan. Kalau tidak segera dihentikan, bisa jadi adik-adik mahasiswa akan meniru langkah plagiarisme pemuda ini ketika mereka menulis skripsi dan karya tulis ilmiah lainnya. Ini tentu tidak menguntungkan dalam pencapaian visi pemuda masa depan yang kreatif-inovatif. Mau dibawa kemana (quo vadis) pemuda Sultra?
Mendirikan organisasi adalah hak setiap warga negara, termasuk bagi Fahd El Fouz cs. Akan tetapi, pendirian organisasi baru tidaklah etis jika meniru organisasi yang sudah ada. Untuk itu, sejatinya pengurus DPD KNPI Pemuda Indonesia sultra memperkenalkan jati diri mereka yang sebenarnya, tidak menjiplak nama lembaga lain. Cara ini lebih bermartabat dan terlihat sebagai pemuda kreatif serta mempunyai jati diri, tidak berjiwa kerdil yang hendak merampas kemapanan lembaga lain.
Sehingga penulis menyarankan kepada seluruh OKP pemilik suara dalam wadah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) untuk tidak terkecoh, mengabaikan aktivitas ormas yang menyerupai KNPI.
Penulis Adalah Presiden Mahasiswa STIKES Mandala Waluya (2013-2014), Ketua Umum IPPMIK Kendari (2015-2017), Formatur HMI Cabang Kendari (2016-2017).
https://www.britakita.com/knpi-pemuda-indonesia-plagiarisme-dari-komite-nasional-pemuda-indonesia/
Jumat, 08 September 2017
Pemuda Bulan Bintang Khawatir Genosida Rohingya Menjadi Konflik Internasional
KAMIS, 07 SEPTEMBER 2017 , 04:16:00 WIB | LAPORAN: JOHANNES NAINGGOLAN
RMOL. Pengurus Pusat Pemuda Bulan Bintang (PP PBB) mengutuk tindakan kekekerasan pemerintah dan militer Myanmar terhadap etnis muslim Rohingya.
Ketua Umum PP PBB Azanil Kelana menilai pemerintah Myanmar sengaja menutup mata terkait aksi kekerasan yang dilakukan militer terhadap etnis Rohingya. Bahkan dalam catatanya, dari peristiwa kekerasan tersebut telah memakan ratusan korban dan puluhan ribu pengungsi ke Banglades.
Menurutnya, tokoh Myanmar yang juga pemimpin partai penguasa Aung San Suu Kyi harus bertangung jawab dan diseret ke pengadilan Internasional.
"Kami merasa prihatin dengan kekejaman ini. Ini sama dengan pembunuhan massal genoside. Kami mendesak Aung San Suu Kyi dan Biksu Wiranu ke Mahkamah Internasional dan diharapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengirim 'fact finding' ke Myanmar serta mengirim pasukan perdamaian (peace keeping force) karena pembantaian yang terjadi melibatkan tentara Myanmar," tegas Azanil saat dihubungi wartawan, Rabu (6/9).
Lebih lanjut Azanil menilai, jika dunia internasional tidak segera turun tangan, dikhawatirkan akan ada konflik internasional yang lebih meluas. Tak menutup kemungkinan, umat Islam di seluruh dunia akan masuk ke Myanmar dengan sukarela untuk membela saudaranya di Rohingya.
Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra, tambah dia, juga sudah melakukan langkah diplomasi dengan menyurati PBB dan Komite Hadiah Nobel Perdamaian dunia untuk mencabut nobel perdamaian yang diterima Aung San Suu Kyi.
"Saya khawatir masalah Rohingya ini akan memunculkan konflik skala internasional, karena akan banyak umat muslim di seluruh dunia yang secara sukarela masuk ke Myanmar. Untuk itu, saya mohon masyarakat Indonesia khususnya umat Islam untuk mendoakan umat Islam di Rohingya agar diberi kekuatan dalam menghadapi kezaliman pemerintah Myanmar," pungkasnya.
Sebelumnya dalam menyuarakan kecaman terhadap pemerintah Myanmar, PP PBB bersama Komando Pusat Brigade Hizbulah, PP Muslimat Bulan Bintang dan PP Bulan Sabit Merah yang tergabung dalam Badan-Badan Otonom Partai Bulan Bintang melakukan aksi solidaritas untuk muslim Rohingya di Kedutaan Besar Myanmar, Rabu siang.
Aksi yang diikuti ribuan orang tersebut juga menuntut agar Pemerintah Indonesia memberi langkah nyata terhadap kekerasan yang dilakukan militer Myanmar dengan melayangkan surat kecaman kepada duta besar Myanmar di Indonesia. [rus]
http://politik.rmol.co/read/2017/09/07/306052/Pemuda-Bulan-Bintang-Khawatir-Genosida-Rohingya-Menjadi-Konflik-Internasional-
RMOL. Pengurus Pusat Pemuda Bulan Bintang (PP PBB) mengutuk tindakan kekekerasan pemerintah dan militer Myanmar terhadap etnis muslim Rohingya.
Ketua Umum PP PBB Azanil Kelana menilai pemerintah Myanmar sengaja menutup mata terkait aksi kekerasan yang dilakukan militer terhadap etnis Rohingya. Bahkan dalam catatanya, dari peristiwa kekerasan tersebut telah memakan ratusan korban dan puluhan ribu pengungsi ke Banglades.
Menurutnya, tokoh Myanmar yang juga pemimpin partai penguasa Aung San Suu Kyi harus bertangung jawab dan diseret ke pengadilan Internasional.
"Kami merasa prihatin dengan kekejaman ini. Ini sama dengan pembunuhan massal genoside. Kami mendesak Aung San Suu Kyi dan Biksu Wiranu ke Mahkamah Internasional dan diharapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengirim 'fact finding' ke Myanmar serta mengirim pasukan perdamaian (peace keeping force) karena pembantaian yang terjadi melibatkan tentara Myanmar," tegas Azanil saat dihubungi wartawan, Rabu (6/9).
Lebih lanjut Azanil menilai, jika dunia internasional tidak segera turun tangan, dikhawatirkan akan ada konflik internasional yang lebih meluas. Tak menutup kemungkinan, umat Islam di seluruh dunia akan masuk ke Myanmar dengan sukarela untuk membela saudaranya di Rohingya.
Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra, tambah dia, juga sudah melakukan langkah diplomasi dengan menyurati PBB dan Komite Hadiah Nobel Perdamaian dunia untuk mencabut nobel perdamaian yang diterima Aung San Suu Kyi.
"Saya khawatir masalah Rohingya ini akan memunculkan konflik skala internasional, karena akan banyak umat muslim di seluruh dunia yang secara sukarela masuk ke Myanmar. Untuk itu, saya mohon masyarakat Indonesia khususnya umat Islam untuk mendoakan umat Islam di Rohingya agar diberi kekuatan dalam menghadapi kezaliman pemerintah Myanmar," pungkasnya.
Sebelumnya dalam menyuarakan kecaman terhadap pemerintah Myanmar, PP PBB bersama Komando Pusat Brigade Hizbulah, PP Muslimat Bulan Bintang dan PP Bulan Sabit Merah yang tergabung dalam Badan-Badan Otonom Partai Bulan Bintang melakukan aksi solidaritas untuk muslim Rohingya di Kedutaan Besar Myanmar, Rabu siang.
Aksi yang diikuti ribuan orang tersebut juga menuntut agar Pemerintah Indonesia memberi langkah nyata terhadap kekerasan yang dilakukan militer Myanmar dengan melayangkan surat kecaman kepada duta besar Myanmar di Indonesia. [rus]
http://politik.rmol.co/read/2017/09/07/306052/Pemuda-Bulan-Bintang-Khawatir-Genosida-Rohingya-Menjadi-Konflik-Internasional-
Rabu, 06 September 2017
Gema Buddhis Indonesia Minta Masyarakat Waspadai Informasi Konflik Rohingya di Medsos
Selasa, 5 September 2017 17:00
Ketua Umum Gemabudhi Bambang Patijaya dan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak saat bertemu dalam forum organisasi lintas agama membahas masalah Rohingya di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Selasa (5/9/2017).
------------
BANGKAPOS.COM--Ketua Umum DPP Generasi Muda Buddhis Indonesia (Gemabudhi) Bambang Patijaya meminta masyarakat dan pemerintah Indonesia memberi perhatian besar pada beredarnya informasi mengenai konflik Rohingya yang beredar di Indonesia.
Beredarnya isu tidak benar mengenai krisis Rohingya dikhawatirkan menimbulkan konflik di dalam negeri.
"Informasi di media sosial menjadi campur aduk antara informasi dari tahun 2012, 2016, dan 2017. Kami meminta pemerintah dan media memberikan info yang berimbang dan memberi pencerahan kepada masyarakat Indonesia," ujarnya.
Hal itu disampaikan usai melakukan konferensi pers bersama beberapa organisasi pemuda lintas agama yang diinisiasi PP Pemuda Muhammadiyah di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Selasa (5/9/2017).
Gemabudhi bersama beberapa organisasi pemuda lintas agama seperti DPP Gema Mathla'ul Anwar, PP Syabab Hidayatullah, DPP DPP Perhimpunan Pemuda Gereja Indonesia, DPN Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia, dan PP Pemuda Muhammadiyah mendorong pemerintah Indonesia untuk mendesak Myanmar menghentikan kekerasan militer kepada etnis Rohingya di negara bagian Rakhine.
"Kami meminta pemerintah Myanmar menghentikan operasi militer. Dan bagi masyarakat Indonesia jangan mau terperdaya dengan informasi yang tidak benar di media sosial, yang lalu biarlah berlalu dan jangan dicampuradukkan dengan konflik yang terjadi di tahun 2017," katanya.(*)
http://bangka.tribunnews.com/2017/09/05/gema-buddhis-indonesia-minta-masyarakat-waspadai-informasi-konflik-rohingya-di-medsos
Ketua Umum Gemabudhi Bambang Patijaya dan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak saat bertemu dalam forum organisasi lintas agama membahas masalah Rohingya di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Selasa (5/9/2017).
------------
BANGKAPOS.COM--Ketua Umum DPP Generasi Muda Buddhis Indonesia (Gemabudhi) Bambang Patijaya meminta masyarakat dan pemerintah Indonesia memberi perhatian besar pada beredarnya informasi mengenai konflik Rohingya yang beredar di Indonesia.
Beredarnya isu tidak benar mengenai krisis Rohingya dikhawatirkan menimbulkan konflik di dalam negeri.
"Informasi di media sosial menjadi campur aduk antara informasi dari tahun 2012, 2016, dan 2017. Kami meminta pemerintah dan media memberikan info yang berimbang dan memberi pencerahan kepada masyarakat Indonesia," ujarnya.
Hal itu disampaikan usai melakukan konferensi pers bersama beberapa organisasi pemuda lintas agama yang diinisiasi PP Pemuda Muhammadiyah di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Selasa (5/9/2017).
Gemabudhi bersama beberapa organisasi pemuda lintas agama seperti DPP Gema Mathla'ul Anwar, PP Syabab Hidayatullah, DPP DPP Perhimpunan Pemuda Gereja Indonesia, DPN Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia, dan PP Pemuda Muhammadiyah mendorong pemerintah Indonesia untuk mendesak Myanmar menghentikan kekerasan militer kepada etnis Rohingya di negara bagian Rakhine.
"Kami meminta pemerintah Myanmar menghentikan operasi militer. Dan bagi masyarakat Indonesia jangan mau terperdaya dengan informasi yang tidak benar di media sosial, yang lalu biarlah berlalu dan jangan dicampuradukkan dengan konflik yang terjadi di tahun 2017," katanya.(*)
http://bangka.tribunnews.com/2017/09/05/gema-buddhis-indonesia-minta-masyarakat-waspadai-informasi-konflik-rohingya-di-medsos
Selasa, 01 Agustus 2017
Sah.. Kota Ambon Ditetapkan Sebagai Tuan Rumah Kongres HMI ke-30
Posted on July 30, 2017 @16:05
KILASMALUKU.com – Setelah melewati perjuangan panjang, sidang pleno II di Hotel Mutiara, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, akhirnya menyesahkan Kota Ambon, Provinsi Maluku sebagai tuan rumah Kongres HMI ke-30, yang akan berlangsung pada Februari 2018 nanti.
Penetapan Kota Ambon sebagai tuan rumah ini setelah melewati sidang pleno II selama tiga hari, sejak Kamis (27/7) dan ditetapkan pada, Minggu (30/7) pukul 05:00 waktu setempat.
Kepada Kilas Maluku, Ketua Badko HMI Maluku-Maluku Utara (Mal-Malut) Hadi Bansa Sella mengatakan, penetapan Kota Ambon sebagai tuan rumah, usai menjalani sidang pleno kedua. Sella meminta agar seluruh kader HMI di Maluku menyambut baik hadiah besar ini.
Menurut Sella, penetapan Kota Ambon sebagai tuan rumah Kongres HMI ke-30 menjadi peradaban baru buat seluruh cabang yang berada di Maluku. “ini sebuah rezeki yang Insya Allah membawa peradaban buat roda organisasi pengkaderan ini. Mari seluruh kader untuk sukseskan Kongres ini,” ajak Sella.
Sella juga memastikan, kegiatan ini bakal berdampak positif buat kemajuan pembangunan di Provinsi Maluku, terkhusus buat Kota Ambon yang menjadi tempat terselenggaranya Kongres nanti. “Ini Kegiatan nasional, jadi seluruh tokoh negara bakal datang mengunjungi Kota Ambon. Tak hanya itu, Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla bakal hadir untuk acara pembukaan,” yakin Sella.
“Dengan hadirnya tokoh nasional dan pejabat negara, maka dipastikan akan berdampak pada pembangunan di Priovinsi bertajuk 1000 pulau ini,” sambung mantan kandidat Ketua Cabang HMI Ambon itu.
Sella sendiri hadir di sidang pleno II yang berlangsung di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Usai penetapan Kota Ambon sebagai tuan rumah Kongres HMo ke-30, Sella lantas menghubungi redaksi Kilas Maluku lewat pesan singkatnya melalui handpone. (redaksi/km03)
https://kilasmaluku.fajar.co.id/2017/07/30/sah-kota-ambon-ditetapkan-sebagai-tuan-rumah-kongres-hmi-ke-30/
KILASMALUKU.com – Setelah melewati perjuangan panjang, sidang pleno II di Hotel Mutiara, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, akhirnya menyesahkan Kota Ambon, Provinsi Maluku sebagai tuan rumah Kongres HMI ke-30, yang akan berlangsung pada Februari 2018 nanti.
Penetapan Kota Ambon sebagai tuan rumah ini setelah melewati sidang pleno II selama tiga hari, sejak Kamis (27/7) dan ditetapkan pada, Minggu (30/7) pukul 05:00 waktu setempat.
Kepada Kilas Maluku, Ketua Badko HMI Maluku-Maluku Utara (Mal-Malut) Hadi Bansa Sella mengatakan, penetapan Kota Ambon sebagai tuan rumah, usai menjalani sidang pleno kedua. Sella meminta agar seluruh kader HMI di Maluku menyambut baik hadiah besar ini.
Menurut Sella, penetapan Kota Ambon sebagai tuan rumah Kongres HMI ke-30 menjadi peradaban baru buat seluruh cabang yang berada di Maluku. “ini sebuah rezeki yang Insya Allah membawa peradaban buat roda organisasi pengkaderan ini. Mari seluruh kader untuk sukseskan Kongres ini,” ajak Sella.
Sella juga memastikan, kegiatan ini bakal berdampak positif buat kemajuan pembangunan di Provinsi Maluku, terkhusus buat Kota Ambon yang menjadi tempat terselenggaranya Kongres nanti. “Ini Kegiatan nasional, jadi seluruh tokoh negara bakal datang mengunjungi Kota Ambon. Tak hanya itu, Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla bakal hadir untuk acara pembukaan,” yakin Sella.
“Dengan hadirnya tokoh nasional dan pejabat negara, maka dipastikan akan berdampak pada pembangunan di Priovinsi bertajuk 1000 pulau ini,” sambung mantan kandidat Ketua Cabang HMI Ambon itu.
Sella sendiri hadir di sidang pleno II yang berlangsung di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Usai penetapan Kota Ambon sebagai tuan rumah Kongres HMo ke-30, Sella lantas menghubungi redaksi Kilas Maluku lewat pesan singkatnya melalui handpone. (redaksi/km03)
https://kilasmaluku.fajar.co.id/2017/07/30/sah-kota-ambon-ditetapkan-sebagai-tuan-rumah-kongres-hmi-ke-30/
Jumat, 23 Juni 2017
AMPI DKI Ajak Pemuda Tumbuhkan Budaya Saling Berbagi
Kamis, 22 Juni 2017 08:36 WIB
Ketua Umum DPP AMPI Dito Ariotedjo
---------
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Provinsi DKI Jakarta mengajak generasi muda menumbuhkan budaya saling berbagi.
"Kalau sedikit kita lihat ke belakang, Jakarta saat itu banyak sekali dilanda gesekan-gesekan horizontal yang sangat merugikan kita semua. Sekarang, di bulan suci Ramadhan ini adalah momentum bagi kita semua untuk berkumpul kembali," kata Ketua DPD AMPI DKI Jakarta, Gaya Kartasasmita di acara buka bersama di Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari, Jakarta, Rabu (21/6/2017).
Acara yang dihadiri ratusan anak yatim dan jajaran pengurus teras DPP AMPI ini bertujuan menginspirasi generasi pemuda agar menumbuhkan budaya kebersamaan dan saling berbagi terhadap sesama umat beragama.
Ketua Umum DPP AMPI Dito Ariotedjo menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan tersebut dan berharap kegiatan serupa dalam terus dilakukan tidak hanya di bulan Ramadan saja.
Menurut Dito kegiatan ini dapat rutin digelar agar budaya saling berbagi dan gotong royong dapat mulai dibentuk kembali untuk menguatkan generasi muda dalam membangun negerinya.
"Ini menjadi wadah bagi generasi muda untuk berkomunikasi, bersilaturahmi dan bertukar pikiran agar bisa saling menguatkan budaya gotong royong dalam diri kita. Sehingga kita, ke depannya bisa bersama, menjadikan semuanya lebih baik lagi," kata dia.
http://www.tribunnews.com/metropolitan/2017/06/22/ampi-dki-ajak-pemuda-tumbuhkan-budaya-saling-berbagi
Ketua Umum DPP AMPI Dito Ariotedjo
---------
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Provinsi DKI Jakarta mengajak generasi muda menumbuhkan budaya saling berbagi.
"Kalau sedikit kita lihat ke belakang, Jakarta saat itu banyak sekali dilanda gesekan-gesekan horizontal yang sangat merugikan kita semua. Sekarang, di bulan suci Ramadhan ini adalah momentum bagi kita semua untuk berkumpul kembali," kata Ketua DPD AMPI DKI Jakarta, Gaya Kartasasmita di acara buka bersama di Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari, Jakarta, Rabu (21/6/2017).
Acara yang dihadiri ratusan anak yatim dan jajaran pengurus teras DPP AMPI ini bertujuan menginspirasi generasi pemuda agar menumbuhkan budaya kebersamaan dan saling berbagi terhadap sesama umat beragama.
Ketua Umum DPP AMPI Dito Ariotedjo menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan tersebut dan berharap kegiatan serupa dalam terus dilakukan tidak hanya di bulan Ramadan saja.
Menurut Dito kegiatan ini dapat rutin digelar agar budaya saling berbagi dan gotong royong dapat mulai dibentuk kembali untuk menguatkan generasi muda dalam membangun negerinya.
"Ini menjadi wadah bagi generasi muda untuk berkomunikasi, bersilaturahmi dan bertukar pikiran agar bisa saling menguatkan budaya gotong royong dalam diri kita. Sehingga kita, ke depannya bisa bersama, menjadikan semuanya lebih baik lagi," kata dia.
http://www.tribunnews.com/metropolitan/2017/06/22/ampi-dki-ajak-pemuda-tumbuhkan-budaya-saling-berbagi
Sabtu, 27 Mei 2017
Gaya Kartasasmita Terpilih Jadi Ketua DPD AMPI DKI Jakarta Periode 2017-2022
Jumat, 26 Mei 2017 01:01 WIB
Gaya Kartasasmita menyampaikan pidatonya usai terpilih secara aklamasi sebagai Ketua DPD Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) DKI Jakarta dalam Musyawarah Daerah (Musda) VIII AMPI DKI Jakarta, di Hotel Ambhara, Jakarta, Rabu (24/5/2017).
--------
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gaya Kartasasmita terpilih secara aklamasi sebagai Ketua DPD Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) DKI Jakarta dalam Musyawarah Daerah (Musda) VII AMPI DKI Jakarta.
Aktivis Lingkungan Hidup yang juga Ketua DPP AMPI Bidang Lingkungan Hidup tersebut merupakan calon yang akan memimpin AMPI DKI Jakarta periode 2017-2022.
"Menyatakan Gaya Kartasasmita sebagai Ketua DPD AMPI DKI Jakarta Periode 2017-2022," ujar Ketua Sidang Musda AMPI DKI Jakarta Muhammad Balyah saat menyimpulkan dukungan seluruh DPD II AMPI DKI Jakarta kepada Gaya di Hotel Ambhara, Jakarta, Rabu (24/5/2017).
Dalam pidato pertamanya, Gaya mengucapkan terimakasih kepada Ketua DPD II di DKI Jakarta atas kepercayaan yang diberikan untuk memimpin AMPI DKI Jakarta.
Gaya mengaku akan menjalankan amanat yang diberikan kepadanya untuk membangkitkan AMPI DKI Jakarta lebih maju dan lebih besar lagi ke depan.
"Saya ucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada saya. Saya harap kita bisa membangkitkan AMPI DKI Jakarta, bersama-sama," ungkapnya.
Gaya juga memaparkan visinya untuk mengembangkan potensi pemuda DKI Jakarta melalui program-programnya ke depan dan menjadikan AMPI DKI sebagai barometer DPD AMPI seluruh Indonesia.
"Pemuda mempunyai peran yang sangat penting sebagai agen perubahan. Dan untuk kita mewujudkan Pembaharuan Jakarta secara nyata, maka kita harus menjadikan AMPI DKI Jakarta sebagai motor utama dalam pengembangan potensi pemuda di DKI Jakarta. Melalui ini, saya juga ingin menjadikan AMPI DKI Jakarta sebagai konvensi barometer DPD AMPI seluruh Nusantara," jelas dia.
Atas keterpilihannya sebagai Ketua DPD AMPI DKI Jakarta, Gaya dengan ini mencetak sejarah dengan menjadi wanita pertama yang memimpin AMPI DKI Jakarta.
http://www.tribunnews.com/metropolitan/2017/05/26/gaya-kartasasmita-terpilih-jadi-ketua-dpd-ampi-dki-jakarta-periode-2017-2022
Gaya Kartasasmita menyampaikan pidatonya usai terpilih secara aklamasi sebagai Ketua DPD Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) DKI Jakarta dalam Musyawarah Daerah (Musda) VIII AMPI DKI Jakarta, di Hotel Ambhara, Jakarta, Rabu (24/5/2017).
--------
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gaya Kartasasmita terpilih secara aklamasi sebagai Ketua DPD Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) DKI Jakarta dalam Musyawarah Daerah (Musda) VII AMPI DKI Jakarta.
Aktivis Lingkungan Hidup yang juga Ketua DPP AMPI Bidang Lingkungan Hidup tersebut merupakan calon yang akan memimpin AMPI DKI Jakarta periode 2017-2022.
"Menyatakan Gaya Kartasasmita sebagai Ketua DPD AMPI DKI Jakarta Periode 2017-2022," ujar Ketua Sidang Musda AMPI DKI Jakarta Muhammad Balyah saat menyimpulkan dukungan seluruh DPD II AMPI DKI Jakarta kepada Gaya di Hotel Ambhara, Jakarta, Rabu (24/5/2017).
Dalam pidato pertamanya, Gaya mengucapkan terimakasih kepada Ketua DPD II di DKI Jakarta atas kepercayaan yang diberikan untuk memimpin AMPI DKI Jakarta.
Gaya mengaku akan menjalankan amanat yang diberikan kepadanya untuk membangkitkan AMPI DKI Jakarta lebih maju dan lebih besar lagi ke depan.
"Saya ucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada saya. Saya harap kita bisa membangkitkan AMPI DKI Jakarta, bersama-sama," ungkapnya.
Gaya juga memaparkan visinya untuk mengembangkan potensi pemuda DKI Jakarta melalui program-programnya ke depan dan menjadikan AMPI DKI sebagai barometer DPD AMPI seluruh Indonesia.
"Pemuda mempunyai peran yang sangat penting sebagai agen perubahan. Dan untuk kita mewujudkan Pembaharuan Jakarta secara nyata, maka kita harus menjadikan AMPI DKI Jakarta sebagai motor utama dalam pengembangan potensi pemuda di DKI Jakarta. Melalui ini, saya juga ingin menjadikan AMPI DKI Jakarta sebagai konvensi barometer DPD AMPI seluruh Nusantara," jelas dia.
Atas keterpilihannya sebagai Ketua DPD AMPI DKI Jakarta, Gaya dengan ini mencetak sejarah dengan menjadi wanita pertama yang memimpin AMPI DKI Jakarta.
http://www.tribunnews.com/metropolitan/2017/05/26/gaya-kartasasmita-terpilih-jadi-ketua-dpd-ampi-dki-jakarta-periode-2017-2022
Jumat, 13 Januari 2017
Ini Dia Profil Kandidat Calon Ketua AMI
Windarto Jan 12, 2017
Jakarta Review – Dalam beberapa hari lagi tepatnya 13-14 Januari 207 mendatang, Deklarasi Nasional dan Kongres Anak Muda Indonesia (AMI) yang pertama akan digelar di Raja Ampat. Ratusan Pemuda-pemudi aktifis AMI dari 34 provinsi di Indonesia dipastikan hadir dalam acara tersebut.
Yang menggembirakan, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi dikabarkan menyempatkan diri hadir di acara Deklarasi Nasional dan Kongres AMI (Anak Muda Indonesia) tersebut. Kepastian kehadiran sang menteri tersebut disampaikan sendiri oleh Gazam selaku deklarator AMI saat bertemu dengan menpora di ruang kerjanya 5 Januari 2017 lalu. Kebetulan pada saat yang hampir sama menpora juga ada agenda untuk meresmikan pondok pemuda di Papua Barat.
Layaknya sebuah kongres yang diselenggarakan oleh sebuah organisasi, dalam kongres AMI ini juga diagendakan acara pemilihan ketua umum dan sekertaris jenderal yang baru untuk menggantikan pengurus sementara yang sebelumnya telah dibentuk sebelum kongres.
Nah sebelum memilih ada baiknya, kita menyimak visi-misi dari masing-masing calon ketua umum yang kabarnya dipastikan sudah mencalonkan diri.
Berikut profil calon ketua umum AMI tersebut:
Al Ghazali Musaad
Anak Muda Harus Menjadi Garda Terdepan dalam Mengawal Keutuhan NKRI
Anak muda kelahiran Seram 25 Mei 1987 ini mengaku keinginannya untuk mencalonkan diri sebagai Ketua AMI didasari oleh keinginannya yang tulus untuk memajukan AMI. Apalagi saat ini anak tunggal dari pasangan Musa Musaad dan Almarhumah Fatma Musaad ini telah menjabat sebagai Sekretaris Wilayah Anak Muda Indonesia Provinsi Papua Barat.
Saya merasa terpanggil dan untuk mencalonkan diri sebagai Ketua Umum AMI sekaligus memajukan AMI sebagai sebuah OKP yang bisa menjawab kebutuhan anggotanya, ujar Direktur Eksekutif Intitute of Democracy and Civil Society (IDCS) ini kepada Jakarta Review.
Ketua DPD jaringan Kemandirian Nasional (JAMAN) Provinsi Papua Barat ini memiliki visi dan misi membangun anak muda Indonesia yang berdikari, yakni berdaulat dalam bidang politik, ekonomi dan berkepribadian secara kebudayaan sebagaimana konsep Trisakti yang pernah dicanangkan founding fathers kita Proklamator Republik Indonesia Ir.Soekarno.
Lulusan Ilmu Pemerintahan Institute Agama dan Keagamaan Oukumeni Indonesia Timur Ambon ini merasa prihatin dengan fenomena radikalisme yang saat ini banyak menghinggapi anak muda Indonesia. Baginya tidak ada tempat buat paham radikalisme dan komunisme dalam sistem ketatanegaran Indonesia. Karena selama ini pancasila sebagai sistem nilai bangsa telah berhasil menjadi perekat bangsa untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pancasila adalah satu-satunya paham yang tepat bagi bangsa ini dan NKRI adalah sistem ketatanegaraan yang tepat buat bangsa ini, pungkasnya.
Imam Machfudin
AMI Harus Bisa Menjawab Tantangan Yang Dihadapi Bangsa Ini
Ukuran tubuhnya boleh kecil, tapi saya punya keberanian dan gagasan yang besar untuk memajukan organisasi Angkatan Muda Indonesia (AMI) demikian penuturan lelaki kelahiran Mojokerto, 25 November 1992 ini ketika ditanya alasannya mencalonkan diri menjadi Ketua Umum AMI pada pelaksanaan Kongres AMI di Raja Ampat 13-14 Januari 2017 mendatang.
Keberaniannya mencalonkan diri sebagai Ketum AMI lanut Imam, dilatarbelakangi oleh niat dan ketulusan hati serta semangat kecintaan kepada bangsa serta keinginan berlomba-lomba dalam kebaikan (Fastabiqul Khoirot) bersama-sama dengan para kandidat yang lain.
Melalui pencalonannya sebagai Ketum AMI, Ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Mojokerto periode 2014-2016 ini ingin mengokohkan AMI sebagai organisasi kepemudaan yang solid dalam hal administrasi dan kompeten dalam kaderisasi. Adapun misinya, bersatu menuju pemuda Indonesia yang mandiri, berdaya saing dan berkarakter.
Sebagai kader AMI saya siap memilih dan dipilih. Saya juga siap membantu ketua terpilih dalam melaksanakan tugas organisasi apabila belum terpilih. Sebaliknya saya juga siap mengemban tugas apabila terpilih. Yang terpenting bagi saya adalah kontribusi untuk organisasi masyarakat, bangsa dan negara, tandas alumnus Sastra Indonesia Universitas Wisnuwardhana Malang ini.
Wairuddin Al Haq
Kehadiran AMI Harus Jadi Bagian Solusi Anak Muda Indonesia
Perawakannya memang kecil dan terkesan pendiam, tapi ketika bicara soal masalah ketimpangan sosial yang dialami oleh sebagian anak muda dari kalangan marginal, sosok yang dikenal dengan nama Wairuddin ini sontak tampil penuh semangat yang tinggi untuk mendiskusikannya.
Selama ini OKP yang ada terkesan tidak mengakomodir dan merangkul aspirasi anak muda dari kalangan marjinal misalnya pemuda pengangguran, putus sekolah dan pemuda yang tinggal di pelosok. Karena tidak ada ruang untuk berorganisasi tak jarang energi besar yang mereka miliki akhirnya digunakan untuk aktifitas yang negatif seperti penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, minuman keras dan seterusnya, ujar anak bungsu dari sepuluh bersaudara buah hati dari pasangan suami isteri H Abdul Qowi dan Ibu Hj Aminah.
Keberpihakan kepada kalangan marginal inilah yang pada akhirnya membuat sosok kelahiran Pontianak 4 Juli 1986 ini tertarik untuk bergabung dengan organisasi Anak Muda Indonesia (AMI). Dan kini menjelang pra deklarasi, lelaki yang banyak mengikuti program pelatihan keterampilan dan kepemimpinan pemuda ini menyatakan siap tampil sebagai salah satu calon ketua umum.
Alumni S1 Jurusan Manajemen Universitas Borobudur tahun 2008 ini berjanji jika terpilih menjadi Ketua Umum AMI, dirinya akan merangkul semua kalangan kaum muda yang selama ini terpinggirkan tersebut.
AMI harus hadir sebagai bagian dari solusi anak muda Indonesia untuk sama-sama berjuang meraih kejayaan bersama caranya dengan memberdayakan para anggotanya melalui berbagai aktifitas pelatihan, kepemimpinan dan kewirausahaan, pungkas Alumni S2 Jurusan Magister Manajemen 2011 ini.
Tommy Kurniawan
Ingin Belajar Mengembangkan Diri Melalui AMI
Pengalaman terjun dalam aktifitas politik sebagai calon anggota legislatif (caleg) nampaknya masih membekas pada sosok Tommy Kurniawan. Blusukan ke berbagai pelosok daerah pemilihan (dapil) menyadarkan pesinetron ini tentang banyak hal yang harus diperbaiki di negeri ini terutama pemerataan kesempatan kerja dan beraktifitas bagi kalangan muda marjinal.
Mereka anak muda yang hanya lulusan SMA, SMP, SD bahkan yang putus sekolah tetap berhak mendapat kesempatan untuk beraktualisasi diri sekaligus memperbaiki taraf hidupnya, ujar Suami dari Tania Nadira ini.
Berdasarkan kesadaran pemahaman tersebut, Tommy begitu dirinya biasa disapa kini gandrung dengan aktifitas berorganisasi. Karena itu jangan heran, dirinya tak menolak ketika ditawari untuk turut serta dalam pemilihan Ketua Umum organisasi Anak Muda Indonesia (AMI).
Saya merasa haus dalam berorganisasi dan karenanya ingin belajar lebih dalam lagi dalam berorganisasi untuk meningkatkan kapasitas diri, jelasnya.
Ayah dua anak ini memang tak main-main dalam melibatkan diri dalam berorganisasi. Tak ayal disela kesibukan sebagainya artis, Tommy mulai sering terlibat di berbagai aktifitas sosial dan berorganisasi. Lihat saja belum lama ini menantu dari politisi Golkar Fadel Muhammad ini dipercaya menjadi salah satu anggota Tim Transisi sebuah tim yang sengaja dibentuk oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk mengurusi keadaan PSSI yang saat itu sedang dibekukan oleh FIFA.
Jadi saya nggak polos-polos amat dalam berorganisasi, tutur bintang sinetron ‘Inayah’ ini kepada Jakarta Review.
Nah dengan berbagai pengalaman itulah, Tommy siap maju sebagai Ketua Umum AMI dalam munas yang akan diadakan dalam waktu dekat ini. Dengan segala kerendahan hati, saya akan curahkan semua kemampuan yang saya miliki untuk mengembangkan organisasi, tandasnya
Yasti Yustia Asih
Kualitas SDM Pemuda Harus Unggul untuk Menghadapi MEA
Aktif dalam banyak organisasi kepemudaan seperti Himpunan Mahasiswa Islam, Himpunan Pemuda Pertambangan Indonesia (HIPPI), Ikatan Mahasiswa Angkatan Muda Siliwangi, Konsorsium Pemuda Indonesia hingga Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) tak membuat sosok kelahiran Sukabumi, 11 Juli 1986 silam ini merasa jenuh dalam berorganisasi.
Baginya organisasi kepemudaan yang diikutinya masih bersifat elitis lantaran hanya membatasi keanggotaan pada pemuda dari kalangan tertentu saja misalnya mahasiswa. Padahal yang namanya pemuda adalah insan yang berusia mulai dari 18 tahun hingga 30 tahun. Berdasarkan definisi ini pemuda tentu tak terbatas pada tingkat pendidikannya. Apakah dia lulusan perguruan tinggi atau bahkan hanya lulusan SMA, SMP, SD atau yang tidak pernah mengenyam bangku pendidikan sama sekali.
Anak muda apapun tingkat pendidikannya apalagi yang hanya lulusan SMA harus tetap diberdayakan dan karenanya memerlukan wadah untuk beraktualisasi diri dalam sebuah organisasi, ujar sulung dari tiga bersaudara ini kepada Jakarta Review.
Nah atas alasan keberpihakan itulah, alumni Jurusan Ilmu Pemerintahan STISIP Widyapuri Mandiri ini, tertarik untuk bergabung menjadi bagian dari AMI sebuah organisasi kepemudaan yang memposisikan dirinya sebagai organisasi kepemudaan yang egaliter dan mau menjangkau kalangan marjinal.
Tak hanya ingin sekedar bergabung dengan menjadi anggota biasa, lulusan S2 Ilmu Kesejahteraan Sosial UI ini mengatakan ingin berbuat lebih jauh di AMI dengan turut serta sebagai salah satu calon ketua umum.
Saya ingin AMI menjadi wadah buat mereka anak muda dari kalangan marjinal, tandasnya.
Jangan lupa menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) nggak ada pilihan bagi kita kecuali meningkatkan kualitas SDM pemuda Indonesia.
Hanya satu negeri yang pantas menjadi negeriku dan itu adalah Indonesia. Dan saya ingin membangun negeri ini dengan cara meningkatkan kualitas SDM anak mudanya, pungkasnya. (win)
http://jakrev.com/nasional/didaktika/ini-dia-profil-kandidat-calon-ketua-ami/
Jakarta Review – Dalam beberapa hari lagi tepatnya 13-14 Januari 207 mendatang, Deklarasi Nasional dan Kongres Anak Muda Indonesia (AMI) yang pertama akan digelar di Raja Ampat. Ratusan Pemuda-pemudi aktifis AMI dari 34 provinsi di Indonesia dipastikan hadir dalam acara tersebut.
Yang menggembirakan, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi dikabarkan menyempatkan diri hadir di acara Deklarasi Nasional dan Kongres AMI (Anak Muda Indonesia) tersebut. Kepastian kehadiran sang menteri tersebut disampaikan sendiri oleh Gazam selaku deklarator AMI saat bertemu dengan menpora di ruang kerjanya 5 Januari 2017 lalu. Kebetulan pada saat yang hampir sama menpora juga ada agenda untuk meresmikan pondok pemuda di Papua Barat.
Layaknya sebuah kongres yang diselenggarakan oleh sebuah organisasi, dalam kongres AMI ini juga diagendakan acara pemilihan ketua umum dan sekertaris jenderal yang baru untuk menggantikan pengurus sementara yang sebelumnya telah dibentuk sebelum kongres.
Nah sebelum memilih ada baiknya, kita menyimak visi-misi dari masing-masing calon ketua umum yang kabarnya dipastikan sudah mencalonkan diri.
Berikut profil calon ketua umum AMI tersebut:
Al Ghazali Musaad
Anak Muda Harus Menjadi Garda Terdepan dalam Mengawal Keutuhan NKRI
Anak muda kelahiran Seram 25 Mei 1987 ini mengaku keinginannya untuk mencalonkan diri sebagai Ketua AMI didasari oleh keinginannya yang tulus untuk memajukan AMI. Apalagi saat ini anak tunggal dari pasangan Musa Musaad dan Almarhumah Fatma Musaad ini telah menjabat sebagai Sekretaris Wilayah Anak Muda Indonesia Provinsi Papua Barat.
Saya merasa terpanggil dan untuk mencalonkan diri sebagai Ketua Umum AMI sekaligus memajukan AMI sebagai sebuah OKP yang bisa menjawab kebutuhan anggotanya, ujar Direktur Eksekutif Intitute of Democracy and Civil Society (IDCS) ini kepada Jakarta Review.
Ketua DPD jaringan Kemandirian Nasional (JAMAN) Provinsi Papua Barat ini memiliki visi dan misi membangun anak muda Indonesia yang berdikari, yakni berdaulat dalam bidang politik, ekonomi dan berkepribadian secara kebudayaan sebagaimana konsep Trisakti yang pernah dicanangkan founding fathers kita Proklamator Republik Indonesia Ir.Soekarno.
Lulusan Ilmu Pemerintahan Institute Agama dan Keagamaan Oukumeni Indonesia Timur Ambon ini merasa prihatin dengan fenomena radikalisme yang saat ini banyak menghinggapi anak muda Indonesia. Baginya tidak ada tempat buat paham radikalisme dan komunisme dalam sistem ketatanegaran Indonesia. Karena selama ini pancasila sebagai sistem nilai bangsa telah berhasil menjadi perekat bangsa untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pancasila adalah satu-satunya paham yang tepat bagi bangsa ini dan NKRI adalah sistem ketatanegaraan yang tepat buat bangsa ini, pungkasnya.
Imam Machfudin
AMI Harus Bisa Menjawab Tantangan Yang Dihadapi Bangsa Ini
Ukuran tubuhnya boleh kecil, tapi saya punya keberanian dan gagasan yang besar untuk memajukan organisasi Angkatan Muda Indonesia (AMI) demikian penuturan lelaki kelahiran Mojokerto, 25 November 1992 ini ketika ditanya alasannya mencalonkan diri menjadi Ketua Umum AMI pada pelaksanaan Kongres AMI di Raja Ampat 13-14 Januari 2017 mendatang.
Keberaniannya mencalonkan diri sebagai Ketum AMI lanut Imam, dilatarbelakangi oleh niat dan ketulusan hati serta semangat kecintaan kepada bangsa serta keinginan berlomba-lomba dalam kebaikan (Fastabiqul Khoirot) bersama-sama dengan para kandidat yang lain.
Melalui pencalonannya sebagai Ketum AMI, Ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Mojokerto periode 2014-2016 ini ingin mengokohkan AMI sebagai organisasi kepemudaan yang solid dalam hal administrasi dan kompeten dalam kaderisasi. Adapun misinya, bersatu menuju pemuda Indonesia yang mandiri, berdaya saing dan berkarakter.
Sebagai kader AMI saya siap memilih dan dipilih. Saya juga siap membantu ketua terpilih dalam melaksanakan tugas organisasi apabila belum terpilih. Sebaliknya saya juga siap mengemban tugas apabila terpilih. Yang terpenting bagi saya adalah kontribusi untuk organisasi masyarakat, bangsa dan negara, tandas alumnus Sastra Indonesia Universitas Wisnuwardhana Malang ini.
Wairuddin Al Haq
Kehadiran AMI Harus Jadi Bagian Solusi Anak Muda Indonesia
Perawakannya memang kecil dan terkesan pendiam, tapi ketika bicara soal masalah ketimpangan sosial yang dialami oleh sebagian anak muda dari kalangan marginal, sosok yang dikenal dengan nama Wairuddin ini sontak tampil penuh semangat yang tinggi untuk mendiskusikannya.
Selama ini OKP yang ada terkesan tidak mengakomodir dan merangkul aspirasi anak muda dari kalangan marjinal misalnya pemuda pengangguran, putus sekolah dan pemuda yang tinggal di pelosok. Karena tidak ada ruang untuk berorganisasi tak jarang energi besar yang mereka miliki akhirnya digunakan untuk aktifitas yang negatif seperti penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, minuman keras dan seterusnya, ujar anak bungsu dari sepuluh bersaudara buah hati dari pasangan suami isteri H Abdul Qowi dan Ibu Hj Aminah.
Keberpihakan kepada kalangan marginal inilah yang pada akhirnya membuat sosok kelahiran Pontianak 4 Juli 1986 ini tertarik untuk bergabung dengan organisasi Anak Muda Indonesia (AMI). Dan kini menjelang pra deklarasi, lelaki yang banyak mengikuti program pelatihan keterampilan dan kepemimpinan pemuda ini menyatakan siap tampil sebagai salah satu calon ketua umum.
Alumni S1 Jurusan Manajemen Universitas Borobudur tahun 2008 ini berjanji jika terpilih menjadi Ketua Umum AMI, dirinya akan merangkul semua kalangan kaum muda yang selama ini terpinggirkan tersebut.
AMI harus hadir sebagai bagian dari solusi anak muda Indonesia untuk sama-sama berjuang meraih kejayaan bersama caranya dengan memberdayakan para anggotanya melalui berbagai aktifitas pelatihan, kepemimpinan dan kewirausahaan, pungkas Alumni S2 Jurusan Magister Manajemen 2011 ini.
Tommy Kurniawan
Ingin Belajar Mengembangkan Diri Melalui AMI
Pengalaman terjun dalam aktifitas politik sebagai calon anggota legislatif (caleg) nampaknya masih membekas pada sosok Tommy Kurniawan. Blusukan ke berbagai pelosok daerah pemilihan (dapil) menyadarkan pesinetron ini tentang banyak hal yang harus diperbaiki di negeri ini terutama pemerataan kesempatan kerja dan beraktifitas bagi kalangan muda marjinal.
Mereka anak muda yang hanya lulusan SMA, SMP, SD bahkan yang putus sekolah tetap berhak mendapat kesempatan untuk beraktualisasi diri sekaligus memperbaiki taraf hidupnya, ujar Suami dari Tania Nadira ini.
Berdasarkan kesadaran pemahaman tersebut, Tommy begitu dirinya biasa disapa kini gandrung dengan aktifitas berorganisasi. Karena itu jangan heran, dirinya tak menolak ketika ditawari untuk turut serta dalam pemilihan Ketua Umum organisasi Anak Muda Indonesia (AMI).
Saya merasa haus dalam berorganisasi dan karenanya ingin belajar lebih dalam lagi dalam berorganisasi untuk meningkatkan kapasitas diri, jelasnya.
Ayah dua anak ini memang tak main-main dalam melibatkan diri dalam berorganisasi. Tak ayal disela kesibukan sebagainya artis, Tommy mulai sering terlibat di berbagai aktifitas sosial dan berorganisasi. Lihat saja belum lama ini menantu dari politisi Golkar Fadel Muhammad ini dipercaya menjadi salah satu anggota Tim Transisi sebuah tim yang sengaja dibentuk oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk mengurusi keadaan PSSI yang saat itu sedang dibekukan oleh FIFA.
Jadi saya nggak polos-polos amat dalam berorganisasi, tutur bintang sinetron ‘Inayah’ ini kepada Jakarta Review.
Nah dengan berbagai pengalaman itulah, Tommy siap maju sebagai Ketua Umum AMI dalam munas yang akan diadakan dalam waktu dekat ini. Dengan segala kerendahan hati, saya akan curahkan semua kemampuan yang saya miliki untuk mengembangkan organisasi, tandasnya
Yasti Yustia Asih
Kualitas SDM Pemuda Harus Unggul untuk Menghadapi MEA
Aktif dalam banyak organisasi kepemudaan seperti Himpunan Mahasiswa Islam, Himpunan Pemuda Pertambangan Indonesia (HIPPI), Ikatan Mahasiswa Angkatan Muda Siliwangi, Konsorsium Pemuda Indonesia hingga Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) tak membuat sosok kelahiran Sukabumi, 11 Juli 1986 silam ini merasa jenuh dalam berorganisasi.
Baginya organisasi kepemudaan yang diikutinya masih bersifat elitis lantaran hanya membatasi keanggotaan pada pemuda dari kalangan tertentu saja misalnya mahasiswa. Padahal yang namanya pemuda adalah insan yang berusia mulai dari 18 tahun hingga 30 tahun. Berdasarkan definisi ini pemuda tentu tak terbatas pada tingkat pendidikannya. Apakah dia lulusan perguruan tinggi atau bahkan hanya lulusan SMA, SMP, SD atau yang tidak pernah mengenyam bangku pendidikan sama sekali.
Anak muda apapun tingkat pendidikannya apalagi yang hanya lulusan SMA harus tetap diberdayakan dan karenanya memerlukan wadah untuk beraktualisasi diri dalam sebuah organisasi, ujar sulung dari tiga bersaudara ini kepada Jakarta Review.
Nah atas alasan keberpihakan itulah, alumni Jurusan Ilmu Pemerintahan STISIP Widyapuri Mandiri ini, tertarik untuk bergabung menjadi bagian dari AMI sebuah organisasi kepemudaan yang memposisikan dirinya sebagai organisasi kepemudaan yang egaliter dan mau menjangkau kalangan marjinal.
Tak hanya ingin sekedar bergabung dengan menjadi anggota biasa, lulusan S2 Ilmu Kesejahteraan Sosial UI ini mengatakan ingin berbuat lebih jauh di AMI dengan turut serta sebagai salah satu calon ketua umum.
Saya ingin AMI menjadi wadah buat mereka anak muda dari kalangan marjinal, tandasnya.
Jangan lupa menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) nggak ada pilihan bagi kita kecuali meningkatkan kualitas SDM pemuda Indonesia.
Hanya satu negeri yang pantas menjadi negeriku dan itu adalah Indonesia. Dan saya ingin membangun negeri ini dengan cara meningkatkan kualitas SDM anak mudanya, pungkasnya. (win)
http://jakrev.com/nasional/didaktika/ini-dia-profil-kandidat-calon-ketua-ami/
Langganan:
Postingan (Atom)