KAMIS, 07 SEPTEMBER 2017 , 04:16:00 WIB | LAPORAN: JOHANNES NAINGGOLAN
RMOL. Pengurus Pusat Pemuda Bulan Bintang (PP PBB) mengutuk tindakan kekekerasan pemerintah dan militer Myanmar terhadap etnis muslim Rohingya.
Ketua Umum PP PBB Azanil Kelana menilai pemerintah Myanmar sengaja menutup mata terkait aksi kekerasan yang dilakukan militer terhadap etnis Rohingya. Bahkan dalam catatanya, dari peristiwa kekerasan tersebut telah memakan ratusan korban dan puluhan ribu pengungsi ke Banglades.
Menurutnya, tokoh Myanmar yang juga pemimpin partai penguasa Aung San Suu Kyi harus bertangung jawab dan diseret ke pengadilan Internasional.
"Kami merasa prihatin dengan kekejaman ini. Ini sama dengan pembunuhan massal genoside. Kami mendesak Aung San Suu Kyi dan Biksu Wiranu ke Mahkamah Internasional dan diharapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengirim 'fact finding' ke Myanmar serta mengirim pasukan perdamaian (peace keeping force) karena pembantaian yang terjadi melibatkan tentara Myanmar," tegas Azanil saat dihubungi wartawan, Rabu (6/9).
Lebih lanjut Azanil menilai, jika dunia internasional tidak segera turun tangan, dikhawatirkan akan ada konflik internasional yang lebih meluas. Tak menutup kemungkinan, umat Islam di seluruh dunia akan masuk ke Myanmar dengan sukarela untuk membela saudaranya di Rohingya.
Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra, tambah dia, juga sudah melakukan langkah diplomasi dengan menyurati PBB dan Komite Hadiah Nobel Perdamaian dunia untuk mencabut nobel perdamaian yang diterima Aung San Suu Kyi.
"Saya khawatir masalah Rohingya ini akan memunculkan konflik skala internasional, karena akan banyak umat muslim di seluruh dunia yang secara sukarela masuk ke Myanmar. Untuk itu, saya mohon masyarakat Indonesia khususnya umat Islam untuk mendoakan umat Islam di Rohingya agar diberi kekuatan dalam menghadapi kezaliman pemerintah Myanmar," pungkasnya.
Sebelumnya dalam menyuarakan kecaman terhadap pemerintah Myanmar, PP PBB bersama Komando Pusat Brigade Hizbulah, PP Muslimat Bulan Bintang dan PP Bulan Sabit Merah yang tergabung dalam Badan-Badan Otonom Partai Bulan Bintang melakukan aksi solidaritas untuk muslim Rohingya di Kedutaan Besar Myanmar, Rabu siang.
Aksi yang diikuti ribuan orang tersebut juga menuntut agar Pemerintah Indonesia memberi langkah nyata terhadap kekerasan yang dilakukan militer Myanmar dengan melayangkan surat kecaman kepada duta besar Myanmar di Indonesia. [rus]
http://politik.rmol.co/read/2017/09/07/306052/Pemuda-Bulan-Bintang-Khawatir-Genosida-Rohingya-Menjadi-Konflik-Internasional-
Jumat, 08 September 2017
Rabu, 06 September 2017
Gema Buddhis Indonesia Minta Masyarakat Waspadai Informasi Konflik Rohingya di Medsos
Selasa, 5 September 2017 17:00
Ketua Umum Gemabudhi Bambang Patijaya dan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak saat bertemu dalam forum organisasi lintas agama membahas masalah Rohingya di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Selasa (5/9/2017).
------------
BANGKAPOS.COM--Ketua Umum DPP Generasi Muda Buddhis Indonesia (Gemabudhi) Bambang Patijaya meminta masyarakat dan pemerintah Indonesia memberi perhatian besar pada beredarnya informasi mengenai konflik Rohingya yang beredar di Indonesia.
Beredarnya isu tidak benar mengenai krisis Rohingya dikhawatirkan menimbulkan konflik di dalam negeri.
"Informasi di media sosial menjadi campur aduk antara informasi dari tahun 2012, 2016, dan 2017. Kami meminta pemerintah dan media memberikan info yang berimbang dan memberi pencerahan kepada masyarakat Indonesia," ujarnya.
Hal itu disampaikan usai melakukan konferensi pers bersama beberapa organisasi pemuda lintas agama yang diinisiasi PP Pemuda Muhammadiyah di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Selasa (5/9/2017).
Gemabudhi bersama beberapa organisasi pemuda lintas agama seperti DPP Gema Mathla'ul Anwar, PP Syabab Hidayatullah, DPP DPP Perhimpunan Pemuda Gereja Indonesia, DPN Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia, dan PP Pemuda Muhammadiyah mendorong pemerintah Indonesia untuk mendesak Myanmar menghentikan kekerasan militer kepada etnis Rohingya di negara bagian Rakhine.
"Kami meminta pemerintah Myanmar menghentikan operasi militer. Dan bagi masyarakat Indonesia jangan mau terperdaya dengan informasi yang tidak benar di media sosial, yang lalu biarlah berlalu dan jangan dicampuradukkan dengan konflik yang terjadi di tahun 2017," katanya.(*)
http://bangka.tribunnews.com/2017/09/05/gema-buddhis-indonesia-minta-masyarakat-waspadai-informasi-konflik-rohingya-di-medsos
Ketua Umum Gemabudhi Bambang Patijaya dan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak saat bertemu dalam forum organisasi lintas agama membahas masalah Rohingya di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Selasa (5/9/2017).
------------
BANGKAPOS.COM--Ketua Umum DPP Generasi Muda Buddhis Indonesia (Gemabudhi) Bambang Patijaya meminta masyarakat dan pemerintah Indonesia memberi perhatian besar pada beredarnya informasi mengenai konflik Rohingya yang beredar di Indonesia.
Beredarnya isu tidak benar mengenai krisis Rohingya dikhawatirkan menimbulkan konflik di dalam negeri.
"Informasi di media sosial menjadi campur aduk antara informasi dari tahun 2012, 2016, dan 2017. Kami meminta pemerintah dan media memberikan info yang berimbang dan memberi pencerahan kepada masyarakat Indonesia," ujarnya.
Hal itu disampaikan usai melakukan konferensi pers bersama beberapa organisasi pemuda lintas agama yang diinisiasi PP Pemuda Muhammadiyah di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Selasa (5/9/2017).
Gemabudhi bersama beberapa organisasi pemuda lintas agama seperti DPP Gema Mathla'ul Anwar, PP Syabab Hidayatullah, DPP DPP Perhimpunan Pemuda Gereja Indonesia, DPN Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia, dan PP Pemuda Muhammadiyah mendorong pemerintah Indonesia untuk mendesak Myanmar menghentikan kekerasan militer kepada etnis Rohingya di negara bagian Rakhine.
"Kami meminta pemerintah Myanmar menghentikan operasi militer. Dan bagi masyarakat Indonesia jangan mau terperdaya dengan informasi yang tidak benar di media sosial, yang lalu biarlah berlalu dan jangan dicampuradukkan dengan konflik yang terjadi di tahun 2017," katanya.(*)
http://bangka.tribunnews.com/2017/09/05/gema-buddhis-indonesia-minta-masyarakat-waspadai-informasi-konflik-rohingya-di-medsos
Langganan:
Postingan (Atom)