Minggu, 04 Februari 2018

Milad dan Kongres HMI: Sebuah Ikhtiar untuk Perbaikan

Apa Kabar Hmi
Sabtu 03 Februari 2018 - 20:35

Oleh: Asep Sholahuddin
[Ketua PB HMI Bidang Pembinaan Anggota 2016-2018]

Usia Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada 5 Februari 2018 ini –menurut perhitungan gerak edar Matahari— memasuki umur 71 tahun. Sudah menjadi kebiasaan, selalu ada refleksi dan evaluasi atas perjalanan yang telah dilalui untuk kemudian diproyeksikan gerak langkah strategi perjuangan untuk kebaikan ke depannya.
Ada beberapa catatan yang perlu kita evaluasi bersama. Pertama, HMI pada tingkat struktur kekuasaan pusat kurang memiliki strategi yang terukur dan terarah dalam mengimplementasi usaha-usaha untuk mewujudkan tujuannya sehingga kehadirannya tidak dirasakan bagi anggota HMI di akar rumput.
Kedua, telah terjadi kegagapan nalar intelektual dalam menangkap perkembangan dan tantangan zaman, sehingga HMI tidak mampu untuk memaksimalkan peran dan fungsinya untuk memberikan jawaban-jawaban yang solutif atas berbagai persoalan yang melanda umat dan bangsa pada saat ini.
Ketiga, HMI terlalu disibukkan dengan berbagai persoalan internal dan domestik sehingga energinya habis terkuras hanya untuk menyelesaikan persoalan domestik tersebut. Bagi penulis, itulah ketiga pokok permasalahan mendasar yang patut untuk kita renungkan bersama, untuk kemudian kita berkomitmen melakukan ikhtiar perbaikan untuk kebaikan bersama.
Tahun 2018 di bulan Februari ini adalah kesempatan emas bagi HMI untuk melakukan perbaikan sistem organisasi. Mengingat di saat bersamaan, di bulan ini juga akan digelar Kongres HMI ke-30 di Kota Ambon. Setidaknya ada dua hal mendasar yang harus dilakukan oleh para delegasi utusan kongres, yaitu merumuskan program kerja nasional yang strategis dengan baik dan benar; dan memilih ketua umum yang dinilai berintegritas dan amanah yang dapat mengeksekusi setiap program-program yang diputuskan oleh kongres tersebut.
Kongres HMI jangan hanya dipahami sebagai arena kontestasi untuk perebutan kekuasaan semata, melainkan di dalamnya harus ada suatu hal lain yang lebih prinsipil berupa kontribusi ide dan gagasan dari setiap individu yang terlibat di dalamnya. Jika tidak demikian, maka kongres tidak lebih bagaikan pemilihan jasad yang tidak memiliki ruh sebagai daya penggerak kehidupan.
Komitmen semacam itu harus kita pegang teguh bersama untuk perbaikan kualitas kongres nanti. Mengingat sebelumnya —dari kongres ke kongres— kita mengalami pengalaman buruk: kongres berlarut-larut dan berlangsung dalam waktu yang sangat lama; forum kongres berlangsung tidak kondusif karena ada pihak-pihak yang membuat keributan baik di dalam maupun di luar arena kongres; dan delegasi utusan kongres dari masing-masing cabang sebagian besar terlalu asyik bermain di luar arena sehingga mereka abai terhadap kewajibannya dalam memberikan kontribusi ide dan gagasan di dalam forum resmi kongres.
Ikhtiar Perbaikan Himpunan
Kehadiran Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di tengah-tengah kehidupan Indonesia merdeka adalah untuk membangun peradaban bangsa. Prof. Azyumardi Azra menyebut, membangun sebuah peradaban tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan intelektualitas dan profesionalitas, tetapi harus diletakkan di atas landasan tumpu nilai-nilai agung kemanusiaan-keagamaan, seperti moral, spiritual dan budaya. (Agus Salim Sitompul, 2002: xx)
Ada beberapa hal yang harus kita perbaiki secara bersama untuk kebaikan HMI ke depannya, yaitu: Pertama, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) harus kembali mengambil peran sentral sebagai organisasi perjuangan yang menjadi poros utama pemikiran dan gerakan mahasiswa Islam yang moderat serta mampu menjadi problem solver dalam menjawab tantangan zaman; Kedua, HMI harus senantiasa memelihara dan mengembangkan tradisi dan budaya intelektual.
Ketiga, ikhtiar mewujudkan karakter jiwa kepemimpinan kader Himpunan Mahasiswa Islam yang akademis, intelektual dan profesional; dan keempat, membangun tata kelola Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dengan baik dan profesional, sehingga dapat menjadi sebuah institusi yang solid, bertanggung jawab, bersih dan transfaran serta dapat dirasakan keberadaannya bagi segenap keluarga besar himpunan di semua tingkatan.
Jadi itulah catatan, harapan dan ikhtiar kita dalam merespon dua agenda besar himpunan di bulan ini, yaitu Milad HMI ke-71 dan Kongres HMI ke-30. Semoga apa yang kita ikhtiarkan dapat memberikan nilai perbaikan untuk kemajuan himpunan yang kita cintai ini.
Story ini adalah kiriman dari user kumparan, isi dari story di luar tanggung jawab redaksi kumparan
https://kumparan.com/apa-kabar-hmi/milad-dan-kongres-hmi-sebuah-ikhtiar-untuk-perbaikan
=========================
Dari 22 Kandidat Ketua Umum PB HMI, Siapa Yang Paling Kuat ?
03/02/2018
JAKARTA, KICAUNEWS.COM – Kongres HMI Ke XXX yang akan digelar di kota Ambon, akan berlangsung pada tanggal 12-18 Februari 2018 mendatang. Dalam mewarnai dan meramaikan dinamika Kongres tersebut, sebanyak 22 kader HMI mendaftar sebagai calon Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam Periode 2018-2020.
Semua bakal calon yang telah mendaftar saat ini sudah ada 22 kandidat, dan kita (Steering Committee) Kongres HMI akan melakukan verifikasi berkas. Hal itu ditegaskan Ketua Steering Committe, Hery Mauliza, seperti dilansir redaksi, dari beberapa sumber, Sabtu (03/02) di Jakarta Barat.
Seperti diketahui, pendaftaran calon Ketua Umum PB HMI tersebut, dibuka pada 20-31 Januari 2018, selanjutnya, Steering Committee (SC) alan melakukan verifikasi selama tiga hari.
“Yang resmi sebagai kandidat akan diumumkan tanggal 3 Februari. Selama verifikasi, diberikan waktu untuk perbaikan berkas,” kata Ketua SC Kongres HMI, Hery Mauliza.
Kongres HMI Ke XXX, akan dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo. Saat ini, seperti yang disampaikan Steering Committe, sudah ada sebanyak 22 kandidat Ketua Umum PB HMI yang akan berkontestasi.

Berikut ini adalah nama-nama kandidat Ketua Umum PB HMI.
1. Agus Harta
2. Arifin
3. Muhammad Ridal
4. Iswanto
5. Siti Aminah Amahoru
6. R. Saddam Al Jihad
7. Amijaya
8. Achyar Al Rasyid
9. Asep Sholahuddin
10. Ilham Akbar Mustafa
11. Fikri Suadu
12. Keni Novandri Saputra
13. Idris Puabhuku
14. Pahmudin Cholik
15. Sujahri
16. Taufan Tuarita
17. Hari Azwar
18. Harianto Minda
19. Ari Bahari
20. Edy Sofyan
21. Firman Firdaus
22. Arimin
https://kicaunews.com/2018/02/03/21516/