Bertindak Anarkis dan Resahkan Masyarakat, Massa HMI Sulselbar Akhirnya Minta Maaf
Penulis: Chairul Hadi
Massa HMI Sulselbar berkumpul untuk menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Riau, Minggu malam
-------------------
PEKANBARU - Setelah sempat menjadi sorotan, dan menuai kecaman keras dari masyarakat Riau, atas sikap dan aksi arogansi dari massa kongres HMI asal Sulselbar, khususnya Makassar, perwakilan koordinator massa, akhirnya sampaikan permintaan maaf. Permintaan maaf tersebut, dilayangkan secara terbuka oleh koordinator massa Sulselbar, Yusuf K Mariajeng, Minggu (22/11/2015) malam, di Purna MTQ, Pekanbaru, Provinsi Riau. "Saya mewakili HMI cabang Makassar meminta maaf sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Riau yang resah dan sudah menganggu ketertiban," sebutnya. Gesekan yang terjadi sejak semalam, sambung Yusuf, disebabkan tingkah laku rombongannya yang sudah tak terkontrol. Ini disebabkan lantaran adanya situasi yang membuat rekan-rekan HMI berang. "Sebenarnya kami tidak inginkan ini terjadi. Namun ada kondisi yang membuat kami terpaksa melakukan itu," sebutnya. Ia menilai kalau kejadian-kejadian tersebut lebih kepada insidentil. "Terjadi miskomunikasi antara kami dan pihak panitia penyelenggara kongres, karena tidak ada koordinasi yang bagus, sehingga teman-teman melakukan aksi di luar batas, yang berimbas munculnya rasa tidak nyaman masyarakat Riau khususnya Pekanbaru," paparnya. Selain meminta maaf kepada seluruh masyarakat Riau, Yusuf juga berterimakasih atas sikap kepolisian, yang mensupport mereka selama di Kota Bertuah. "Kami berharap polisi terus mengawal kami, sehingga hal yang tak diinginkan bisa dihindari dan tidak terjadi lagi," tukas Yusuf. Namun ia tidak bisa berjanji dan memberikan garansi, jika selanjutnya pelaksaan kongres tetap kondusif, mengingat banyaknya peserta yang hadir. "Kalau ditanya jaminan (tidak rusuh,red), kami tak bisa menggaransi. Kalaupun ada masalah yang muncul nanti, kami akan selesaikan secara internal," tutupnya. ***
- See more at: http://www.goriau.com/berita/umum/bertindak-anarkis-dan-resahkan-masyarakat-massa-hmi-sulselbar-akhirnya-minta-maaf.html#sthash.OVyF6B17.dpuf
Kongres HMI Habiskan Rp 7 M, JK 'Sentil' Pengurus
By M Syukuron 22 Nov 2015 at 21:21 WIB
Liputan6.com, Pekanbaru - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK menyindir Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Riau, karena telah menyedot APBD hingga Rp 7 miliar untuk biaya kongres nasional di Pekanbaru. Menurut JK, seharusnya HMI lebih inovatif dan berbudaya dalam mencari dana kongres.
"HMI di zaman (saya) dulu menggelar acara dengan berjualan kue. Kita ini sudah berbeda zaman, dulu tidak ada kongres, hanya bikin pertunjukan saja," kata JK saat membuka Kongres HMI di Pekanbaru, Minggu (22/11/2015). Tak hanya menyindir HMI Riau selaku panitia kongres, Ketua HMI Cabang Makassar periode 1965-1966 ini juga menyentil semua pengurus besar HMI.
"Ini Ketua PB HMI M Arif sibuk bikin proposal saja," kata dia disambut tawa hadirin.
Wapres juga mengimbau HMI tidak mendahulukan amarah dan tindakan protes anarkis dalam menyampaikan keinginan, namun menggunakan akal dan logika yang baik.
"Tanpa itu negara tidak akan maju, tanpa inovasi suatu negara akan terbelakang. Itulah yang mendasari HMI," tegas JK. JK berharap masyarakat dan pemuda Islam dapat lebih memberikan peran dan turut serta dalam pembangunan, seperti melalui usaha di bidang ekonomi.
Rincian biaya kongres HMI mulai tersebar di media sosial, setelah Pemprov Riau mendukung kegiatan tersebut, dengan mengucurkan anggaran daerah Rp 3 miliar.
Namun, dengan biaya Rp 7 miliar itu, sekitar 1.500 anggota HMI yang berasal dari berbagai provinsi diduga terlantar, tidak mendapatkan penginapan dan makanan. Sehingga sempat menuai protes dan berujung aksi anarkis. Polisi mendamaikan dengan mengirim ribuan nasi bungkus dan menginapkan mereka di fasilitas umum, seperti gelanggang remaja, kampus Universitas Riau (Unri) dan beberapa SPBU.
Berikut rincian dana kongres HMI yang sempat beredar di sosial media;
- Biaya akomodasi Rp 1,2 miliar
- Biaya transportasi Rp 983 juta
- Biaya perlengkapan Rp 828 juta
- Biaya keamanan Rp 220 juta
- Biaya penampilan seni budaya Rp 144,5 juta
- Biaya acara Rp 392 juta
- Biaya administrasi kesekretariatan Rp 853 juta
- Biaya dokumentasi Rp 37 juta
- Biaya publikasi Rp 200 juta
- Biaya operasional panitia, dan pimpinan sidang, serta tamu undangan Rp 465 juta.
(Rmn/Ado)
sumber, http://news.liputan6.com/read/2372233/kongres-hmi-habiskan-rp-7-m-jk-sentil-pengurus
Minggu, 22 November 2015 21:11 WIB
Tak Hanya di Pekanbaru, Massa HMI Asal Makassar Lebih Dulu Bikin Onar di Inhu, Pemilik Rumah Makan Dirugikan Belasan Juta
Penulis: Jefri Hadi
RENGAT- Ternyata, sebelum membuat kerusuhan di Kota Pekanbaru, massa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) asal Makassar juga membuat onar di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau, tepatnya di Jalan Lintas Timur, Desa Kota Lama, Kecamatan Rengat Barat. Kerusuhan itu terjadi pada, Sabtu (21/11/2015) siang kemarin. Ketika itu ribuan massa yang menumpangi 21 bus dari Jakarta menuju Pekanbaru singgah untuk makan siang di Rumah Makan Umega, Desa Kota Lama. Namun, begitu selesai makan, massa yang akan menghadiri kongres XXIX HMI tersebut pergi begitu saja tanpa membayar makanan dan minuman yang telah mereka santap. Akibatnya, pihak rumah makan mengalami kerugian hingga Rp12 juta. Tak hanya sampai disitu, beberapa pemilik warung-warung kecil yang berada di sekitar rumah makan Umega tersebut juga turut mengalami merugian hingga ratusan ribu akibat ulah massa HMI asal Makassar itu. Modusnya sama-sama tidak membayar minuman dan makanan yang mereka makan. "Setah rombongan HMI itu makan, mereka tidak bersedia membayar, sehingga kami rugi sekitar Rp 12 juta. Begitu juga dengan warung-warung kecil yang ada disekitar," ujar Deddi selaku pengelola rumah makan Umega, Minggu (22/11/2015). Sakitnya lagi tutur Deddi, ketika pihak rumah makan menagih uang makan tersebut, rombongan massa HMI asal Makassar itu malah mengancam akan melakukan tindakan anarkis. Tak berdaya karena jumlah pegawai kalah banyak dari massa HMI tersebut, sehingga pihak rumah makan dan pemilik warung kecil tak bisa berbuat apa-apa. "Awalnya kami sempat bersikeras dengan beberapa orang perwakilan massa itu, bahkan sejumlah karyawan kami sempat menahan beberapa dari mereka, namun karena rombongan tersebut melawan dan mengancam anarkis dan mengingat ketentraman rumah makan, sehingga mereka kami lepaskan," ucap Deddi. Dijelaskan Deddi, aksi onar massa tersebut terekam kamera pengintai CCTV. Dirinya berniat akan menyerahkan kepada pihak kepolisian untuk alat bukti laporan. "Kami punya bukti bukti rekaman CCTV atas tindakan tercela para aktifis HMI tersebut, ini akan kita serahkan pada pihak kepolisian," ujarnya. Kapolsek Rengat Barat, Kompol Frenky Tambunan membenarkan kejadian tersebut. Dia mengaku mendapat laporan dari pengelola rumah makan Umega secara lisan, namun saat personil menuju kelokasi rombongan sudah pergi. "Saya beharap koordinator lapangan atau panitia kongres HMI dapat menyelesaikan masalah ini, setidaknya melakukan koordinasi dengan pihak pengelola rumah makan Umega," pungkasnya.***
- See more at: http://www.goriau.com/berita/indragiri-hulu/tak-hanya-di-pekanbaru-massa-hmi-asal-makassar-lebih-dulu-bikin-onar-di-inhu-pemilik-rumah-makan-dirugikan-belasan-juta.html#sthash.onCbRCne.dpuf
Malu Akbar Tandjung, Kongres HMI Ricuh Lagi, Ini Langkahnya
MINGGU, 22 NOVEMBER 2015 | 20:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) Akbar Tandjung menyesalkan aksi anarkis yang mewarnai kongres HMI ke-29 di Pekanbaru. Untuk itu Akbar Tanjung malam ini akan menemui pimpinan Pengurus Besar HMI. Pertemuan tersebut, kata dia, untuk membicarakan beberapa hal, termasuk keributan kongres HMI yang sedang berjalan.
"Saya sudah hubungi PB HMI dan Sekjennya untuk bisa ketemu malam ini," kata dia kepada Tempo, Ahad, 22 November 2015. Kepada ketua umum PB HMI, Akbar akan menyampaikan pesan-pesan mengenai pelaksanaan kongres HMI ke-29 di Pekanbaru. Kongres HMI ke-29 di Pekanbaru sejak awal menimbulkan polemik. Acara yang berlangsung pada 22 hingga 26 November itu mendapat kucuran Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Riau (APBD) Provinsi Riau sebesar Rp 3 miliar. Anggaran itu bahkan lebih besar dari anggaran penanganan bencana kabut asap Pemerintah Provinsi Riau yang hanya Rp 1,4 miliar. Beberapa hari lalu lebih dari seribu kader HMI asal Makassar juga telah memaksa untuk naik kapal PT Pelni gratis untuk berangkat ke Pekanbaru. Tercatat, ada 1.048 kader HMI yang ikut dalam rombongan yang berangkat dari Makassar menuju Jakarta untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Pekanbaru. Kemarin ribuan kader HMI melakukan aksi tutup jalan dan membakar ban di depan gedung olah raga ( GOR ) Pekanbaru. Akibatnya terjadi kemacetan panjang di jalan protokol itu. Tidak hanya itu, ribuan anggota HMI itu jgua merusak fasilitas umum. Kaca gedung Gor Gelanggang Remaja pecah di lempari batu, begitu juga pagar, dan lampu taman dirusak. Ribuan mahasiswa itu mengamuk menuntut untuk disediakan penginapan dan akomodasi. Akibatnya, kongres HMI tahun ini mendapat kecaman luas dari berbagai kalangan. Karena itu Akbar Tandjung merasa perlu untuk turun langsung. Kerusuhan memang kerap mewarnai kongres HMI. Kongres HMI ke-28 pada 2013 juga berlangsung ricuh. Sejumlah kader HMI Makassar sempat diserbu oleh para pekerja pelabuhan, gara-garanya para anggota HMI itu melakukan protes karena ada kawannya yang tidak boleh naik kapal. Padahal mereka memang tidak beli tiket. Protes itu diwarnai pelemparan yang mengenai para buruh kapal. Akibatnya buruh kapal marah dan menyerang mereka sehingga lima mahasiswa terluka.
Puncak kerusuhan kongres HMI 2013 terjadi di Asrama Haji, Pondok Gede. Peserta yang belum mendapatkan kamar menginap tiba-tiba memaksa membuka kamar yang dikunci. Peserta langsung mengambil kasus dan membakar di lapangan sebagai protes penyelengaraan kongres. Fasilitas Asrama Haji lainnya ikut dirusak seperti di gedung A, B, dan C Asrama Haji kaca-kacanya pecah. Akibat kerusuhan itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membatalkan hadir dan membuka kongres HMI. Pembatalan dilakukan karena panitia acara dan pengurus HMI tidak bisa menjamin kongres di Asrama Haji Pondok Gede itu akan berlangsung secara kondusif, tertib, dan aman.
ALI HIDAYAT
sumber, http://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/22/079721268/malu-akbar-tandjung-kongres-hmi-ricuh-lagi-ini-langkahnya
Rombongan HMI 21 Bus Mampir di Restoran, Makan, Lalu Kabur
MINGGU, 22 NOVEMBER 2015 | 20:14 WIB
TEMPO.CO, Pekanbaru - Seorang pemilik restoran di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, mengalami kerugian Rp 12 juta setelah serombongan penumpang bus makan di restorannya tanpa membayar. Diduga rombongan itu adalah anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang akan mengikuti Kongres ke-29 di Pekanbaru. "Sebab di busnya ada tulisan 'rombongan HMI'," kata Kepala Kepolisian Resor Indragiri Hulu, Ajun Komisaris Besar, Ary Wibowo, saat dihubungi Tempo, Ahad, 22 November 2015.
Ary mengatakan, restoran yang didatangi rombongan itu adalah Rumah Makan Umega di Desa Kota Lama, Rengat. Pemilik restoran memperkirakan rombongan itu berjumlah ribuan. "Habis makan mereka langsung kabur, dan tidak mau membayar," kata Ery mengulangi keterangan pemilik rumah makan.
Menurut Ary, peristiwa terjadi pada Sabtu siang. Sebanyak 21 bus berhenti di warung Rumah Makan Umega untuk makan siang. Setelah mereka selesai makan, pemilik restoran bingung karena tidak ada yang datang ke kasir untuk melunasi bayaran. Pemilik rumah makan akhirnya berusaha menagih dengan menyodorkan struk tagihan sebesar Rp 13,2 juta kepada salah satu anggota rombongan. Bukannya melunasi tagihan, orang tersebut malah mencak-mencak dengan alasah harga makanan terlalu mahal. "Saat koordinatornya masih mengurus pembayaran, 20 bus sudah kabur duluan," kata Ary. "Koordinator hanya menyerahkan uang Rp 1,2 juta, jadi masih utang Rp 12 juta." Setelah rombongan pergi, pemilik rumah makan segera melapor ke kepolisian. Tetapi polisi tidak sempat memproses lantaran rombongan sudah jauh. "Mereka sudah di Pelalawan, kami tidak mungkin bisa mengejar mereka," ujar Ary. Ary akhirnya memutuskan untuk berkoordinasi dengan Kepolisian Resor Kota Pekanbaru. "Biar nanti Polisi Pekanbaru berkoordinasikan dengan panitia kongres," katanya. Kongres HMI di Pekanbaru mendapat sorotan karena menggunakan dana Rp 3 miliar yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Riau. Alokasi anggaran itu diambil dari mata anggaran bantuan sosial. Anggaran itu lebih besar dibanding dana yang dikucurkan untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Riau yang hanya Rp 1,4 miliar.
RIYAN NOFITRA
sumber, http://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/22/058721258/rombongan-hmi-21-bus-mampir-di-restoran-makan-lalu-kabur
Minggu, 22 November 2015 | 19:11
Gara-gara Nasi Bungkus Kongres HMI Ricuh
Pekanbaru - Oknum massa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Indonesia asal Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan merusak mobil Satuan Lalu Lintas Polresta Pekanbaru, Minggu (21/11).
Wakil Kepala Polresta Pekanbaru AKBP Sugeng Putut Wicaksono di Pekanbaru menjelaskan tindakan tidak terpuji itu dilakukan massa HMI saat pembagian nasi bungkus yang dikomandoi Kompol Zulanda.
"Kita sangat sayangkan dengan kejadian tersebut. Semaksimal mungkin polisi berusaha mengakomodir massa namun justru tindakan anarkis yang diberikan," jelasnya. Mobil operasional Satlantas Polresta Pekanbaru itu penyok pada bagian belakang akibat ditendang massa. Menurut Putut, pelaku pengrusakan diperkirakan sejumlah tujuh orang.
Aksi tersebut berawal saat Kompol Zulanda membagikan makan siang kepada massa HMI dari Pinrang. Saat itu massa meminta sebanyak 42 bungkus nasi sementara petugas menyediakan 50 bungkus.
Tanpa alasan yang jelas perwakilan massa selanjutnya tiba-tiba marah dan mengaku bahwa nasi yang diberikan kurang. Pasca kejadian tersebut, Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Aries Syarif Hidayat menginstruksikan ketua rombongan untuk menemui petugas. Sesaat itu juga sejumlah massa yang melakukan pengrusakan menemui Kombes Aries. Dalam pesannya, Kombes Aries menyesalkan perbuatan itu. "Kita sudah berupaya membantu rekan-rekan sejak tadi malam. Kenapa ini dibiarkan terjadi?," ujarnya. Aries memberikan maaf kepada para pelaku dan meminta kepada massa untuk mengendalikan emosi. "Saya harap kepada rekan-rekan agar kejadian serupa tidak terjadi kembali," jelasnya. Sejak kedatangan massa HMI asal Sulawesi pada Sabtu (21/11) malam, kepolisian yang terus berupaya mengakomodir termasuk makan dan tempat tinggal massa di Pekanbaru. Bahkan pada Sabtu (21/11) malam, sebanyak 2.500 kader HMI asal Sulawesi mengamuk karena kedatangan mereka tidak diakomodir panitia lokal. Akhirnya petugas berhasil meredam aksi anarkis tersebut setelah massa diakomodir tempat menginap dan nasi bungkus. Masalah nasi bungkus terus menjadi masalah lantaran menjelang dibukanya Kongres HMI ke 29 di Gelanggang Olahraga Remaja Pekanbaru panitia tidak kunjung mengakomodir mereka.
Kongres HMI yang dibuka langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla itu bakal digelar selama empat sejak 22-26 November 2015.
/CAH
ANTARA
sumber, http://www.beritasatu.com/nasional/324012-garagara-nasi-bungkus-kongres-hmi-ricuh.html
Sindiran Wapres JK di Kongres HMI: Tak Lagi Main Proposal
MINGGU, 22 NOVEMBER 2015 | 18:37 WIB
TEMPO.CO, PEKANBARU - Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka acara Kongres Himpunan Mahasiswa Islam di Pekanbaru Riau, Minggu 22 November 2015. Di kongres yang diwarnai ribut soal persiapan dan pendanaan dari pemerintah, Jusuf Kalla sempat menyindir para juniornya itu. Terutama kebiasaan para aktivis Himpunan Mahasiswa Islam itu mencari pendanaan dalam mengadakan setiap kegiatan. Menurut Jusuf Kalla, banyak cara lain yang lebih kreatif yang bisa dilakukan para aktivis Himpunan Mahasiswa Islam untuk mendapatkan dana dalam menjalankan program tanpa harus menyodorkan proposal. "Jangan asal sodorkan proposal," katanya, saat membuka Kongres Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (HMI), di Hotel Labersa, Kampar, Riau. Ahad, 22 November 2015.
Kritikan yang disampaikan Kalla tersebut bukan tidak mungkin menyinggung biaya kongres HMI di Pekanbaru menyedot APBD Riau mencapai Rp 3 miliar. Kalla meminta kepada seluruh kader HMI agar lebih kreatif dalam mencari pendanaan untuk kegiatan. "Tolonglah lebih inisiatif lagi mencari dana sendiri tanpa harus sodorkan proposal," ujarnya. Kalla menceritakan perbedaan cara kader HMI pada masanya tahun 1960 dibandingkan sekarang. Menurut JK-sapaannya, pada massa itu kader HMI berinisiatif mencari pendanaan sendiri dengan cara-cara kreatif seperti buat pertunjukan dan berdagang kue."Saat itu Korps HMI wati (KOHATI)nya berjualan kue. Lalu dijual kepada para alumni untuk menggalang dana, meski pun mahal tetap dibeli alumni," katanya, disambut tawa peserta.
Meski demikian, Kalla tidak mempersoalkan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Riau senilai Rp 3 miliar digelontorkan untuk jalannya kongres HMI di Pekanbaru. "Terimakasih dukungan pemerintah Riau atas terlaksananya acara ini," ucapnya.
Menurut Kalla, kucuran dari Pemerintah Provinsi Riau kepada HMI masih terbilang wajar. "Ya nggak apa-apa, dari dulu kan sudah begitu," kata JK. JK mengatakan kucuran dana yang digelontorkan Pemerintah Provinsi Riau itu juga merupakan bentuk investasi pemerintah daerah kepada generasi muda. Apalagi, kata dia, HMI merupakan salah satu organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia. "Ya di mana-mana, ini kan generasi muda, dan ini bagi daerah juga investasi. Investasi bahwa bagaimana generasi muda itu mengetahui Riau," ujar JK. "Jika besok-besok mereka ini jadi pengusaha, jadi pemerintah ya kan pasti juga memberikan partisipasi dan ini bukan diberikan pribadi, ini kan semuanya juga membantu generasi muda seluruh Indonesia." Kongres HMI yang digelar di Pekanbaru, Riau hari ini menuai protes karena memakai duit Rp 3 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Riau. Alokasi dana dari bantuan sosial yang dikucurkan untuk Kongres HMI bahkan lebih besar dibanding anggaran pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Riau tahun 2015 sebesar Rp 1,4 miliar.
RIYAN NOFITRA
sumber, http://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/22/078721235/sindiran-wapres-jk-di-kongres-hmi-tak-lagi-main-proposal
Minggu, 22 November 2015 18:11 WIB
Talangi Nasi Bungkus Romli HMI, Pemprov Riau: Kami Gilir
Penulis: Ratna Sari Dewi
Kepala Biro Humas Setdaprov Riau, Darusman.
--------------
PEKANBARU - Selama rombongan liar (romli) atau penggembira Kongres XXIX Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) asal Makassar tiba di Kota Bertuah, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau dibuat kalang kabut menalangi nasi bungkus. Bahkan, distribusi konsumsi ini terpaksa digilir.
"Sabtu malam (21/11/2015), Pemprov Riau sediakan 2.000 nasi bungkus untuk romli dari Makassar," ungkap Kepala Biro Setdaprov Riau Darusman kepada GoRiau.com, Minggu sore (22/11/2015).
Selama romli berada di Riau, kata Darusman, Pemprov Riau berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk menggilir kontribusi nasi bungkus untuk romli tersebut.
"Panitia HMI tidak ada yang turun tangan. Karena tidak ada yang mengurusi, akhirnya kami (Pemprov Riau) bergiliran untuk mendistribusikan nasi bungkus," ungkap Kepala Biro Humas Setdaprov Riau Darusman kepada GoRiau.com, Minggu sore (22/11/2015).
Sambung Darusman, untuk konsumsi romli Minggu malam, berkemungkinan jatah Korem untuk berkontribusi memberikan nasi bungkus. Seperti yang diberitakan sebelumnya, Polresta Pekanbaru ikut menalangi konsumsi romli HMI, Minggu siang. "Kita sudah koordinasi dengan Pemprov Riau, kami diminta untuk menalangi terlebih dahulu. Begitu kesepakatan lisannya," ujar Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, AKBP Sugeng Putut Wicaksono, saat berbincang dengan GoRiau.com, di Purna MTQ, Minggu siang. ***
- See more at: http://www.goriau.com/berita/riau/talangi-nasi-bungkus-romli-hmi-pemprov-riau-kami-gilir.html#sthash.0Yh4OvWD.dpuf
Benarkah Kongres Himpunan Mahasiswa Islam Selalu Rusuh?
MINGGU, 22 NOVEMBER 2015 | 18:11 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ada satu yang kerap terjadi setiap kongres Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), berlangsung dengan dinamika yang keras. Dinamika kongres HMI dalam beberapa tahun terakhir bukan saja keras namun juga rusuh. Hampir di setiap kongres HMI terjadi kerusuhan. Kerusuhan bisa dibilang telah menjadi semacam tradisi di kongres HMI, Ahad, 22 November 2015.
Tengok kongres HMI ke-28 yang berlangsung di Asrama Haji, Pondok Gede, pada Maret 2013. Waktu itu, kerusuhan meledak di sana. Masalahnya sepele, sama seperti kongres HMI ke-29 di Pekanbaru tahun ini, soal akomodasi dan transportasi peserta. Kerusuhan pada kongres 2013 lalu juga sudah terjadi sebelum kongres mulai. Para kader HMI Makassar sempat diserbu oleh para pekerja pelabuhan, gara-garanya para anggota HMI itu melakukan protes karena ada kawannya yang tidak boleh naik kapal. Padahal mereka memang tidak beli tiket. Protes itu diwarnai pelemparan yang mengenai para buruh kapal. Akibatnya buruh kapal marah dan menyerang mereka sehingga lima mahasiswa terluka. Sikap maksa naik kapal tanpa bayar itu tampaknya juga diulangi dalam kongres tahun ini. Lebih dari 1000 kader HMI Makassar memaksa naik kapal PT Pelni untuk berangkat ke Pekanbaru.
Puncak kerusuhan kongres HMI 2013 terjadi di Asrama Haji, Pondok Gede. Peserta yang belum mendapatkan kamar menginap tiba-tiba memaksa membuka kamar yang dikunci. Peserta langsung mengambil kasus dan membakar di lapangan sebagai protes penyelengaraan kongres. Fasilitas Asrama Haji lainnya ikut dirusak seperti di gedung A, B, dan C Asrama Haji kaca-kacanya pecah. "Ya, karena dilempar batu atau kursi, apa saja yang ada di dekat mereka," ujar Panitia keamanan kongres, Elyas kepada Tempo kala itu.
Akibat kerusuhan itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membatalkan hadir dan membuka kongres HMI. Pembatalan dilakukan karena panitia acara dan pengurus HMI tidak bisa menjamin kongres di Asrama Haji Pondok Gede itu akan berlangsung secara kondusif, tertib, dan aman.
Perbuatan anarkis para kader HMI itu juga diulangi di kongres HMI di Pekanbaru. Kemarin ribuan kader HMI melakukan aksi tutup jalan dan membakar ban di depan gedung olah raga ( GOR ) Pekanbaru.
Akibatnya terjadi kemacetan panjang di jalan protokol itu. Tidak hanya itu, ribuan anggota HMI itu jgua merusak fasilitas umum. Kaca gedung Gor Gelanggang Remaja pecah di lempari batu, begitu juga pagar, dan lampu taman dirusak. Ribuan mahasiswa itu mengamuk menuntut untuk disediakan penginapan dan akomodasi.
Akibat perbuatan itu, kongres HMI di Pekanbaru mendapat kecaman dari berbagai pihak. Pasalanya, kongres ricuh itu dibiayai oleh dana APBD Riau hingga Rp 3 miliar. Dana itu belum termasuk dana dari sumber lain. Dana jumbo itu bahkan jauh lebih besar dari alokasi dana pemerintah Provinsi Riau untuk pencegahan kebakaran yang hanya Rp 1,4 miliar.
"Ini sangat gila dan tidak masuk akal," kata koordinator Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Riau, Usman, Rabu, 18 November 2015. Belum lama ini, Riau selama berbulan-bulan dihantam kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan.
Evan/PDAT Sumber Diolah Tempo
sumber, http://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/22/078721228/benarkah-kongres-himpunan-mahasiswa-islam-selalu-rusuh
Cara Polisi Redam Amukan Kader HMI: Nasi Bungkus!
MINGGU, 22 NOVEMBER 2015 | 17:35 WIB
TEMPO.CO, Pekanbaru - Kehadiran ribuan kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Pekanbaru membuat repot polisi. Hampir 2.000 mahasiswa dari seluruh cabang HMI di Indonesia masih telantar di Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru. Untuk meredam kerusuhan, polisi akhirnya harus menyediakan nasi bungkus untuk mahasiswa yang terlantar. "Sejak malam mereka tidak ada penginapan dan akomodasi, mereka kelaparan setelah melakukan perjalanan jauh," kata Wakil Kepala Kepolisian Resor Pekanbaru, Ajun Komisaris Besar Sugeng Putut Wicaksono, kepada Tempo, Minggu, 22 November 2015. Menurut Putut, sejak tiba di Pekanbaru Sabtu malam, ribuan peserta kongres HMI tidak mendapat penginapan dan makan. Massa yang datang dalam kondisi kelaparan akhirnya mengamuk dan merusak fasilitas umum. Massa menghancurkan kaca Gedung Gelanggang Remaja, halte bus dan melakukan aksi bakar ban di badan jalan. Kerusuhan akhirnya diredam setelah polisi menyediakan nasi bungkus. "Malam tadi kami sediakan 2.500 bungkus," ujarnya. Putut mengatakan, hingga kini polisi masih menanggung makan hampir 2.000 orang kader HMI terlantar ini. "Agar mereka tidak berbuat kerusuhan lagi," ujarnya. Putut menjelaskan, hal ini terjadi lantaran ketidaksiapan panitia menyambut kedatangan ribuan kader HMI dari berbagai daerah. Namun persoalannya kata Putut, tidak ada kesepakatan antara panitia dengan rombongan yang telantar. Sebab rombongan yang saat ini berada di jalanan dianggap panitia sebagai rombongan liar yang tidak masuk dalam peserta inti kongres. "Panitia menyebutkan tidak ada pelayanan untuk rombongan liar," katanya. Putut mengaku telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Kota Pekanbaru untuk penyediaan kebutuhan makanan kader HMI berikutnya. Sejauh ini polisi sudah memberikan 4.000 nasi bungkus untuk mereka. "Selanjutnya pemerintah daerah yang akan membantu," katanya. Saat ini polisi masih berjaga di kawasan Purna MTQ Pekanbaru. Untuk sementara, ribuan kader HMI yang masih belum mendapat penginapan terpaksa bermalam di GOR Gelanggang Remaja Pekanbaru.
Kongres HMI yang digelar di Pekanbaru, Riau hari ini menuai protes karena memakai duit Rp 3 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Riau. Alokasi dana dari bantuan sosial yang dikucurkan untuk Kongres HMI bahkan lebih besar dibanding anggaran pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Riau tahun 2015 sebesar Rp 1,4 miliar.
RIYAN NOFITRA
sumber, http://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/22/078721217/cara-polisi-redam-amukan-kader-hmi-nasi-bungkus
Minggu 22 Nov 2015, 16:47 WIB
JK Sindir Mahasiswa Rusuh dan 'Bela' Dana Bansos Rp 3 M untuk Kongres HMI
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews
Pekanbaru - Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri pembukaan kongres Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Pekanbaru, Riau. JK menyindir mahasiswa yang berbuat rusuh dan anggap wajar sumbangan kepemudaan sebesar Rp 3 Miliar dari pemerintah provinsi Riau. "Ya tentu sekali lagi saya katakan tadi, harus pakai akal sehat. Mungkin karena kurang cepat makan aja," ujar JK di Pekanbaru, Riau, Minggu (22/11/2015). Soal sumbangan pemerintah Riau sebesar Rp 3 miliar kepada kongres HMI adalah wajar. Baginya dana peruntukan kepemudaan adalah hal yang wajar dan juga merupakan investasi daerah. "Investasi bahwa bagaimana generasi muda itu mengetahui Riau, besok-besok mereka ini jadi pengusaha, jadi pemerintah ya kan pasti juga memberikan partisipasi dan ini bukan diberikan pribadi," terangnya. "Ini kan semuanya juga membantu generasi muda seluruh indonesia. Bahwa generasi mudanya di sini HMI ya karena itu organisasi mahasiswa yang terbesar. Sama saja," sambungnya. JK membantah bahwa dana untuk kongres HMI lebih besar daripada penanggulangan asap di Riau. JK menyebut dana untuk asap berjumlah lebih dari puluhan miliar. "Pasti. Dan jangan lupa juga, pusat juga perlu membantu," kata JK.
Sementara itu, Ketua Umum PB HMI Arief Rosyid mengatakan jumlah peserta dan penggembira kongres yang berjumlah ribuah orang akan berefek pada perputaran ekonomi Riau.
"Ribuan orang ini akan menghabiskan uangnya di Riau untuk berbelanja jadi efeknya pada roda ekonomi Riau lebih bagus," terangnya. Dirinya juga mengatakan telah mencarikan penginapan bagi para rombongam HMI yang belum mendapatkan penginapan. Selain JK, acara kongres HMI ini juga dihadiri oleh sejumlah alumni HMI, seperti mantan Ketua DPR RI Akbar Tandjung, mantan Ketua MK Mahfud MD, Menteri Agraria Ferry Mursyidan Baldan, Menteri PAN Yuddy Chrisnandi. Ada juga Menteri Ristek dan Dikti M Natsir, Menkominfo Ruddy Antara, dan Kepala Bappenas Sofjan Djalil.
(fiq/erd)
sumber, http://news.detik.com/berita/3077443/jk-sindir-mahasiswa-rusuh-dan-bela-dana-bansos-rp-3-m-untuk-kongres-hmi
Mahfud Md.: HMI Harus Pertanggungjawabkan Dana Kongres
MINGGU, 22 NOVEMBER 2015 | 16:44 WIB
TEMPO.CO, Pekanbaru - Koordinator Presidium Majelis Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Mohammad Mahfud Md., meminta pengurus besar dan panitia Kongres HMI ke-29 di Pekanbaru, Riau, mempertanggungjawabkan dana kongres HMI. Musababnya, sebagian dana penyelenggaraan suksesi kepengurusan organisasi mahasiswa itu adalah hasil bantuan sosial Pemerintah Provinsi Riau. Dia meminta kongres HMI ini berjalan dengan baik. Ia juga mendesak panitia meminimalkan kericuhan yang terjadi. "Berkongreslah dengan benar karena mungkin respons dan kesimpulan banyak orang jangan-jangan selama ini salah," ujarnya di Hotel Labersa, Pekanbaru, Minggu, 22 November 2015. Terkait dengan maraknya protes masyarakat terkait dengan besarnya dana daerah yang digelontorkan untuk pelaksanaan kongres, menurut Mahfud, pemerintah daerah tidak perlu terlalu merasa bersalah. "Karena demi pembangunan daerah juga. Yang penting semua bisa dipertanggungjawabkan," tuturnya. Kongres HMI yang digelar di Pekanbaru, Riau, yang dibuka hari ini, menuai protes dari berbagai pihak. Pasalnya, kongres tersebut menghabiskan dana miliaran rupiah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Riau. Alokasi dana fantastis dari bantuan sosial yang dikucurkan untuk kongres HMI itu bahkan lebih besar dibanding anggaran pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Riau tahun 2015 yang hanya Rp 1,4 miliar. "Ini sangat gila dan tidak masuk akal," kata koordinator Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Riau, Usman, Rabu, 18 November 2015. Belum lama ini, Riau selama berbulan-bulan dihantam kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan. Menurut Usman, kongres HMI di Riau tidak ada substansinya dengan kepentingan masyarakat setempat. Dia justru khawatir duit Rp 3 miliar itu nanti hanya menjadi lahan bancakan bagi mahasiswa beserta para wakil rakyat yang kebanyakan alumnus organisasi tersebut.
Kecaman terhadap HMI makin meningkat ketika kemarin ribuan kadernya melakukan aksi anarkistis. Mereka melakukan aksi tutup jalan dan membakar ban di depan Gedung Olahraga Pekanbaru. Akibatnya, terjadi kemacetan panjang di jalan protokol tersebut. Bukan hanya itu, ribuan anggota HMI itu juga merusak fasilitas umum. Kaca gedung Gelanggang Remaja pecah dilempari batu. Begitu juga pagar dan lampu taman, yang dirusak. Ribuan mahasiswa itu mengamuk menuntut disediakan penginapan dan akomodasi.
Sebelumnya, lebih dari seribu kader HMI asal Makassar juga telah memaksa naik kapal PT Pelni gratis untuk berangkat ke Pekanbaru. Tercatat, ada 1.048 kader HMI yang ikut dalam rombongan yang berangkat dari Makassar menuju Jakarta itu.
REZA ADITYA
sumber, http://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/22/079721214/mahfud-md-hmi-harus-pertanggungjawabkan-dana-kongres
Kongres Himpunan Mahasiswa Islam Rusuh, Ini Tanggapan KAHMI
MINGGU, 22 NOVEMBER 2015 | 16:04 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presidium Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Viva Yoga Mauladi menyayangkan aksi blokade jalan yang dilakukan para kader HMI di Pekanbaru, Sabtu, 21 November 2015, malam. "Sebaiknya jangan terulang. Mari kita tunjukkan bahwa kader HMI adalah kaum intelektual, progresif, dan independen," katanya lewat pesan pendek, Minggu, 22 November 2015. Viva Yoga mengatakan panitia pelaksana kongres harus memperhatikan seluruh kader HMI, baik peserta, peninjau, maupun penggembira kongres. Ia juga menjelaskan, kongres itu milik semua kader sebagai instansi pengambilan keputusan tertinggi di organisasi."Kader HMI harus memberi keteladanan dalam hidup berdemokrasi karena HMI berdiri sejak 5 Februari 1947," ujar anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Komisi Pertanian (IV) ini. Yoga juga merupakan Ketua Umum HMI cabang Denpasar periode 1992-1993. HMI menggelar kongres di Pekanbaru. Pembukaan diadakan hari ini, Minggu, 22 November 2015. Acara tersebut dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama pengurus KAHMI, Mahfud Md. Kongres HMI ke-29 di Pekanbaru sejak awal menimbulkan polemik. Acara yang berlangsung pada 22-26 November itu mendapat kucuran dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Riau sebesar Rp 3 miliar. Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Riau menyebutkan anggaran sebesar itu tidak patut dikucurkan pemerintah daerah hanya untuk acara mahasiswa. Bahkan lebih besar daripada anggaran penanganan bencana kabut asap di Riau yang hanya Rp 1,4 miliar. Ribuan peserta kongres juga mengamuk di Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru pada Sabtu malam. Massa ini marah lantaran tidak disediakan penginapan dan akomodasi oleh panitia penyelenggara Kongres HMI ke-29 di Pekanbaru.
"Mereka merasa tidak disambut baik oleh panitia," kata warga Pekanbaru, Zuhdi Febryanto, yang menyaksikan keributan tersebut, Minggu, 22 November 2015.
REZKI ALVIONITASARI | RIYAN NOFITRA
sumber, http://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/22/078721209/kongres-himpunan-mahasiswa-islam-rusuh-ini-tanggapan-kahmi
Ahad, 22 November 2015, 14:25 WIB
Anggaran Kongres HMI Lebih Besar dari Dana Pencegahan Kebakaran di Riau
Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Andi Nur Aminah
REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Bicara soal anggaran yang berlebih-lebihan di tengah kondisi krisis serta banyaknya musibah yang terjadi saat ini, pasti akan selalu menarik. Hal itu terjadi pada Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang tengah menggelar Kongres ke XXIX di Pekanbaru, Riau.
Kongres HMI ke XXIX disebut-sebut menelan anggaran hingga Rp 7 miliar. Dari pemeritah provinsi Riau yang menjadi tuan rumah, organisasi ini mendapat bantuan dari APBD Rp 3 miliar. Anggaran tersebut sebelumnya diajukan sebesar Rp 5,3 miliar. Sedangkan, sisanya dari dana APBN, bantuan alumni dan pihak swasta. Jika ditotal, anggaran penyelenggaraan Kongres disebut-sebut mencapai Rp 7 miliar. Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Riau menilai anggaran tersebut terlalu besar dan tidak memberikan manfaat bagi masyarakat. Apalagi jumlah ini jauh lebih besar dari anggaran pencegahan kebakaran lahan dan hutan di Riau yang hanya Rp 1,4 miliar.
Dari informasi yang diperoleh Republika.co.id, perincian pengeluaran acara kongres terdiri atas biaya akomodasi Rp 1,2 miliar, transportasi Rp 983 juta, perlengkapan Rp 828 juta dan keamanan Rp 220 juta. Lalu, biaya penampilan seni budaya Rp 144,5 juta, acara Rp 392 juta, administrasi kesekretariatan Rp 853 juta, dokumentasi Rp 37 juta, operasional panitia dan pimpinan sidang serta tamu undangan Rp 465 juta. Sedangkan untuk publikasi sebesar Rp 200 juta. Selain Wakil Presiden Jusuf Kalla, acara kongres ini turut dihadiri Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan, Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil, dan MenPAN-RB Yuddy Chrisnandi.
sumber, http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/11/22/ny7gms384-anggaran-kongres-hmi-lebih-besar-dari-dana-pencegahan-kebakaran-di-riau