Sabtu, 21 November 2015

Kongres HMI XXIX Riau 1.700 Polisi akan dikerahkan ke lokasi kongres HMI di Pekanbaru

1.700 Polisi akan dikerahkan ke lokasi kongres HMI di Pekanbaru
Reporter : Abdullah Sani | Jumat, 20 November 2015 19:38
Merdeka.com - Rencana musyawarah nasional Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Kota Pekanbaru selain meminta duit APBD Riau sebanyak Rp 3 miliar, perhelatan itu juga menyedot ribuan personel Polda Riau.
Kapolda Riau Brigjen Dolly Bambang Hermawan menyebutkan, ada 1.700 polisi yang akan diterjunkan mengamankan munas HMI. Jumlah itu terdiri dari personel yang bertugas di Mapolda, Polres Kampar dan Brimob Polda Riau.
"Ada 1.700 personel yang diturunkan, pengamanan dilakukan secara berlapis," kata Dolly, Jumat (20/11). Menurut Dolly, belum ada gejolak yang timbul dari rencana munas tersebut, meski beberapa pihak tidak setuju dengan pemakaian APBD Riau.
"Tidak ada gejolak seperti demonstrasi," ungkap Dolly.
Terkait dana besar yang dipergunakan dalam munas itu, Dolly menganggapnya tidak masalah. Menurutnya, yang akan melakukan munas dari kalangan elite. "Lah, apa yang dipermasalahkan soal dananya. Inikan kalangan elite, mahasiswa yang akan melakukan munas, HMI," tegas Kapolda Riau. Munas HMI yang bakal menggelar Kongres Nasional di Pekanbaru, selama enam hari dinilai sangat tidak pantas dilakukan di provinsi yang baru saja mengalami bencana kabut asap. Permasalahan bukan pada munas, tapi terkait anggaran Rp 3 miliar yang digunakan. Hal tersebut diungkapkan Koordinator Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Riau, Usman. Menurutnya, tidak layak acara kongres yang notabene acara internal organisasi dibiayai oleh uang rakyat. "Tidak wajar. Tidak layak kagiatan itu dibiayai uang APBD. Bukan hanya HMI, apapun organisasinya kalau itu untuk kepentingan kongres. Itu kan internal mereka. Apalagi ini acaranya gawe-an nasional," kata Usman.

Usman, sangat menyayangkan acara yang hanya 6 hari itu harus melukai hati rakyat dengan menghabiskan biaya sampai Rp 3 miliar. Itu baru bersumber dari APBD, masih ada sumber sumber lain, yang bisa jadi dari APBN juga.
"Oke lah, kalau ini sudah terlanjur dianggarkan. Sekarang berani tidak HMI atau Pemprov Riau yang telah menyetujui bantuan untuk kongres tadi secara terbuka mengumumkan ke publik terkait proposal mereka," tantangnya.
Yang membuat luka masyarakat Riau, ternyata kucuran APBD Riau 2015 untuk Kongres HMI lebih besar dari biaya untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Bila untuk keperluan pencegahan bencana kabut asap itu hanya dialokasikan dana sebesar Rp 1,4 miliar, untuk kongres HMI malah sebesar Rp 3 miliar.
sumber, http://www.merdeka.com/peristiwa/1700-polisi-akan-dikerahkan-ke-lokasi-kongres-hmi-di-pekanbaru.html

1) Mewahnya aktivis mahasiswa, kongres Rp 3 M, sewa pesawat hingga lobi
Reporter : Hery H Winarno | Jumat, 20 November 2015 09:31
Merdeka.com - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) bakal menggelar Kongres Nasional di Pekanbaru, Riau dalam beberapa hari. Namun kongres ini pun mendapat banyak cibiran dari banyak kalangan. Hal ini karena pelaksanaan kongres ini mendapat sokongan dana dari APBD Riau sebesar Rp 3 miliar.
Organisasi besar ini malah minta duit dari Pemprov Riau dengan modus bantuan Sosial. DPRD Riau pun menyetujui Rp 3 miliar untuk para anggota HMI dan tamu undangan mereka itu.
Koordinator Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Riau, Usman kepada merdeka.com, Kamis (19/11) mengatakan, pengerukan duit dari APBD Riau sebesar Rp 3 miliar untuk Kongres HMI itu sangat tidak layak.
"Tidak wajar. Tidak layak kegiatan itu dibiayai uang APBD. Bukan hanya HMI, apapun organisasinya kalau itu untuk kepentingan kongres. Itu kan internal mereka. Apalagi ini acaranya gawe-an nasional," kata Usman.
"Oke lah, kalau ini sudah terlanjur dianggarkan. Sekarang berani tidak HMI atau Pemprov Riau yang telah menyetujui bantuan untuk Kongres tadi secara terbuka mengumumkan ke publik terkait proposal mereka," tantang Usman.
sumber, http://www.merdeka.com/peristiwa/mewahnya-aktivis-mahasiswa-kongres-rp-3-m-sewa-pesawat-hingga-lobi.html

2) Merdeka.com - Yang membuat luka masyarakat Riau, ternyata kucuran APBD Riau 2015 untuk Kongres HMI lebih besar dari biaya untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Bila untuk keperluan pencegahan bencana kabut asap itu hanya dialokasikan dana sebesar Rp 1,4 miliar, untuk Kongres Nasional HMI malah sebesar Rp 3 miliar.
Kasus nyaris serupa juga pernah terjadi pada saat kongres Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) ke XIX September lalu. Dua pesawat Lion Air dicarter untuk mengangkut ratusan peserta kongres GMNI dari Jakarta menuju Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Bahkan di badan pesawat terdapat nama dan logo GMNI.
Pesawat yang mendarat di Bandara Frans Seda, Maumere, Sabtu (5/9/2015), itu menjadi pusat perhatian sehingga dimanfaatkan oleh peserta kongres dan warga sekitar untuk selfie. Ketua Presidium GMNI Twedy Noviadi Ginting mengatakan, penggunaan nama GMNI di pesawat Lion Air merupakan sejarah pertama pada kongres GMNI XIX ini.
"Bayangkan, (pesawat berlogo GMNI) sejak tanggal 4 September dari Jakarta dan akan parkir selama tujuh hari di bandara Maumere. Ini adalah sejarah baru buat kita," ujar Twedy beberapa waktu lalu.
sumber, http://www.merdeka.com/peristiwa/mewahnya-aktivis-mahasiswa-kongres-rp-3-m-sewa-pesawat-hingga-lobi-splitnews-2.html

3) Merdeka.com - Tak hanya warga Maumere, Gubernur NTT Frans Lebu Raya dan Bupati Timor Tengah Utara Ray Fernandes juga mengungkapkan kekagumannya.
"Wah GMNI hebat ya, bisa punya pesawat dengan logo dan tulisan GMNI pada badan pesawat. Dulu, zaman kami, hanya menumpang kapal laut. Kongres kali, ini ada dua pesawat dengan tulisan GMNI," kata Lebu Raya, yang juga merupakan pendiri GMNI di NTT.
Gerakan mahasiswa juga sempat dicibir saat peristiwa lobi makan malam. Hal ini lantaran lobi makan malam yang dilakukan Presiden Joko Widodo ternyata mampu meluluhkan aktivis mahasiswa dari berbagai Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari Seluruh Indonesia.
Sejumlah Presiden BEM yang tergabung dalam BEM SI hadir dalam jamuan makam malam yang diinisiasi oleh bekas Gubernur DKI Jakarta tersebut. Setelah berbincang panjang dengan Presiden Joko Widodo, akhirnya para aktivis asongan tersebut membatalkan aksi unjuk rasa yang semula akan dihelat pada tanggal 20 Mei lalu.
Hal itu disampaikan oleh Presiden BEM UI Andi Aulia Rahman. Dia bersama dengan rekan-rekannya membatalkan aksi unjuk rasa pada tanggal 20 Mei. Aksi unjuk rasa besar-besaran dipicu karena mahasiswa menuding bahwa unjuk rasa pada tanggal 20 Mei 2015 ditunggangi penumpang gelap.
"Tanggal 20 ada yang mainin isu lengserkan Jokowi. Makanya demo kami undur jadi tanggal 21 Mei," katanya di Istana Negara, Senin malam (18/5) usai dijamu makan malam oleh Presiden.
sumber, http://www.merdeka.com/peristiwa/mewahnya-aktivis-mahasiswa-kongres-rp-3-m-sewa-pesawat-hingga-lobi-splitnews-3.html